triggernetmedia.com – Aksi terorisme di Terminal Khusus PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (PT WHW AR) pada Selasa siang (30/7) memaksa Aparat TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, Polri bertindak tegas. Koramil, Pos TNI AL dan Polsek Kendawangan dan Direktorat Perhubungan Luat (KUPP III Kendawangan) terlibat langsung dalam menangani gangguan keamanan dan kelangsungan industri di wilayah Kendawangan, Kabupaten Ketapang.
Siang itu seluruh aparat dan petugas berwenang yang terlibat langsung mengatasi terorisme benar-benar menegangkan. Aksi terorisme bersenjata api berhasil melakukan pembajakan kapal dan menyandera Anak Buah Kapal (ABK) sebuah kapal yang sedang berlayar di perairan Terminal Khusus PT WHW AR dan mengancam fasilitas pelabuhan.
Aksi terorisme mengakibatkan terjadinya kebakaran di area kapal yang berada di
Terminal khusus. Mereka melakukan sabotase dan melukai para sandera.
Namun aksi para terorisme itu secara sigap diatasi oleh TNI/Polri dan sejumlah pihak yang berwenang dengan aksi tanggap darurat. Kebakaran itu berhasil dipadamkan oleh Fire Fighting Team PT WHW AR bersama tim gabungan atau Drills.
Sejumlah sandera yang mengalami luka berhasil diselamatkan dan dibebaskan oleh tim gabungan yang mengikuti skenario latihan gabungan atau Drills terhadap ancaman terorisme di kawasan industri, khususnya di Terminal Khusus PT WHW AR.
Latihan gabungan penanganan aksi terorisme tersebut dilakukan TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, Polri, dengan melibatkan Koramil, Pos TNI AL dan Polsek Kendawangan dan Direktorat Perhubungan Luat (KUPP III Kendawangan). Latihan tersebut merupakan reaksi cepat tim gabungan yang dituntut mampu menerapkan International Ship and Port Security Code (ISPS Code) di Terminal Khusus PT WHW AR, Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat.
Manajer Terminal Khusus PT WHW AR, Seno Ario Wibowo mengatakan latihan tersebut dilaksanakan sebagai bentuk komitmen kepatuhan Tersus PT WHW AR terhadap undang-undang dan aturan pemerintah, serta dalam rangka menguji kemampuan, prosedur dan manajemen keamanan serta keselamatan di Tersus PT WHW AR telah memenuhi standar Internasional dan sebagai upaya untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di Tersus PT WHW AR khususnya terkait dengan keamanan fasilitas pelabuhan.
“Dari Latihan ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri seluruh komponen maritim terkait, seperti karyawan Tersus PT WHW AR, termasuk petugas Port Security, Otoritas pelabuhan setempat dan aparat TNI/Polri dalam menjalin komunikasi, koordinasi dan kerjasama untuk melaksanakan penanggulangan bahaya keamanan di pelabuhan, khususnya Tersus PT WHW AR. Kami yakin bahwa melalui latihan ini juga dapat membangun kesadaran kita semua akan pentingnya keamanan wilayah pelabuhan sebagai salah satu pintu masuk segala aktifitas perekonomian negara ”, ujar Seno Ario Wibowo.
Dalam aksi simulasi tersebut juga diskenariokan terjadi kebakaran di area kapal yang berada di terminal khusus akibat sabotase oleh kelompok teroris serta adanya korban luka-luka akibat aksi sabotase tersebut. Dengan aksi tanggap darurat dan koordinasi yang terjalin dengan baik,
kebakaran mampu dipadamkan oleh Fire Fighting Team PT WHW AR dan korban luka dalam pembebasan sandera berhasil ditangani oleh petugas medis PT WHW AR, sehingga korban dapat diselamatkan.
“Dalam aksi ini, akhirnya para pembajak (teroris) berhasil dilumpuhkan berkat kerjasama dan koordinasi yang baik antara aparat TNI/Polri, Petugas Syahbandar dan PFSO (Port Facility Security Officer) PT WHW AR. Selain itu, dalam latihan ini juga disimulasikan penanganan demostrasi warga sebagai wujud kemampuan petugas Port Security Tersus PT WHW AR dalam
melaksanakan penanggulangan demo massa melalui kerjasama dengan aparat kepolisian dan aparat pemerintah setempat,” paparnya.
Latihan gabungan, kata Seno, merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap satu tahun. Dalam simulasi penanggulangan teror ini mengerahkan pasukan TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, Aparat Kepolisian, Karyawan WHW AR dan Petugas KUPP III Kendawangan, dengan keseluruhan yang terlibat dalam latihan ini berjumlah ± 100 orang.
“Setelah melalui prosedur koordinasi dan kerjasama dengan pihak otoritas Pelabuhan/ Syahbandar KUPP III Kendawangan dan Aparat TNI Polri setempat, dengan bergerak cepat Pasukan TNI AL, TNI AD, Polri, dibantu Karyawan PT WHW AR, dan instansi terkait bekerjasama menyiapkan operasi
penanggulangan teroris dan pembebasan sandera,” jelas Seno.
Lebih lanjut, menurut Seno, Terminal Khusus PT WHW AR saat inii telah menerapkan ISPS-Code dengan memiliki Sertifikat SoCPF (Statement of Compliance of a Port Facility), sehingga wajib bagi Tersus PT WHW AR memiliki kemampuan untuk memenuhi ketentuan manajemen keamanan dan keselamatan internasional tersebut guna menjamin keamanan kapal, fasilitas dan aktivitas pelabuhan di area Tersus PT WHW AR.
“Jadi sebenarnya ISPS Code merupakan regulasi dari International Maritime Organization (IMO) yang secara khusus mengatur kegiatan-kegiatan dan langkah-langkah (manajemen) keamanan, yang harus dilaksanakan/diterapkan oleh setiap negara anggota dalam menanggulangi ancaman keamanan (terorisme, pembajakan, perompakan, dan lainnya) terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan,” bebernya.
“Latihan gabungan yang mengusung tema Penanggulangan Bahaya Keamanan Fasilitas
Pelabuhan. Ini juga dihadiri oleh pejabat instansi terkait, antara lain Wakil Kepala KUPP III Kendawangan, Bapak Sajiman, Kapolsek Kendawangan Kapten Fritz, Komandan Koramil Kendawangan, Kapten Syamsu dan Komandan Pos TNI AL Kendawangan Letda Laut (P) Imam,” sebut Seno.
Sementara itu, Kepala KUPP III Kendawangan, Capt. M. Ridha R. SH.M.Mar selaku PSC
(Port security Committee) yang diwakili Sajiman menyatakan sangat mengapresiasi Tersus PT WHW AR yang telah menjadi ujung tombak dalam melaksanakan dan menerapkan ISPS Code, melalui penyelenggaraan latihan gabungan ini.
“Latihan ini merupakan Latihan yang pertama kali diselenggarakan di Wilayah Kalimantan Barat, khususnya di wilayah pengawasan dan pembinaan KUPP III Kendawangan,” ujar Sajiman.
Pewarta : Jhon
Editor : Ariz