banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Keluhkan Operasional SPBU Cepat Tutup, Warga dan Wakil Rakyat: Kita Curiga Ada Praktek Nakal Spekulan BBM di Ketapang

Abdul Sani, Anggota DPRD Kabupaten Ketapang periode 2019-2024.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Persoalan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Ketapang hingga kini masih dikeluhkan banyak pihak. Pasalnya, selain tidak semua Kecamatan memiliki SPBU, tentu saja akses kebutuhan BBM bagi masyarakat menjadi kendala. Apalagi jam operasional SPBU khususnya di Kota Ketapang relatif terbatas, yang hanya buka hingga sore bahkan selalu tutup di hari minggu. Belum lagi persoalan rekomendasi pembelian BBM dengan skala besar menggunakan drum, yang dinilai menimbulkan kesenjangan sosial dan disinyalir jadi ladang bisnis ilegal oknum-oknum tertentu.

“Dengan kondisi SPBU yang hanya buka setengah hari bahkan tutup setiap hari minggu ini tentu bukan bentuk pelayanan yang diharapkan masyarakat umumnya. SPBU inikan pelayanan, harusnya melayani masyarakat dengan maksimal, kalau alasan mau libur kan bisa diatur jadwal masuknya, terus kenapa buka cuma setengah hari beda sama tempat lain apakah karena stok tidak cukup atau apa,” ungkap Suwandi Warga Delta Pawan, Rabu (24/3/2021).

Suwandi juga mengeluhkan banyaknya truk atau kendaraan pickup bermuatan drum yang mengisi BBM di SPBU tertentu. Menurutnya, bahkan kerap petugas SPBU lebih mengutamakan melayani pihak-pihak tersebut.

“Ya kondisi Ketapang seperti ini, bahkan hari ini saja minyak antri panjang di SPBU dan banyak truk-truk bermuatan drum juga ikut mengisi, soal apakah mereka ada izin atau tidak pihak terkaitlah yang harusnya lebih proaktif melakukan pengawasan,” ujarnya.

kritik warga terhadap dinamika sosial ini tentu saja cukup mendasar. Karena itu Suwadi berharap dilakukan patroli dan pengawasan rutin baik oleh aparat kepolisian maupun Hiswana Migas yang berkaitan dengan urusan ini, lantaran menurutnya jika dilakukan razia rutin maka tidak akan ada yang berani bermain.

“Kita khawatir rekomendasi hanya jadi kedok saja, mungkin sebagian besar rekomendasi benar dan mungkin juga ada yang tidak benar dan peruntukannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu saja,” katanya.

Menyikapi keluhan warga, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ketapang, Abdul Sani meminta Hiswana Migas untuk serius melakukan pengawasan dan tidak terkesan melakukan pembiaraan. Ia menilai, persoalan SPBU bisa dilihat secara kasat mata, setiap hari truk-truk antri dengan membawa drum, kadang-kadang mereka diprioritaskan dibanding kendaraan biasa, ini tentu saja harus diawasi.

“Apakah itu semua benar ada rekomendasi atau ilegal, tentu itu jadi pertanyaan masyarakat yang harus diklarifikasi pihak terkait,” ujarnya.

Sebagai wakil rakyat, Abdul Sani meminta agar pihak Hiswana Migas Ketapang serius mengawasi dan membantu evaluasi atas rekomendasi. Sebab sejauh ini keberadaan SPBU sudah mulai banyak di Ketapang meskipun belum semua Kecamatan memiliki SPBU.

“Namun untuk pengisian truk atau pickup menggunakan drum seolah tidak ada habisnya. Jangan malah timbul kecemburuan sosial, apalagi jika terkesan Hiswana Migas ikut bermain, ini misalnya saja. Sebab saya yakin jika serius diawasi pasti akan menemukan praktek nakal dilapangan,” katanya.

Selain itu, sambung Abdul Sani, bahkan dirinya mencurigai adanya indikasi permainan spekulasi BBM. Lantaran selama ini di Ketapang SPBU yang ada bukanya hanya setengah hari bahkan ironisnya setiap hari minggu selalu tutup. Padahal informasi yang didapat dari pihak terkait bahwa stok BBM aman untuk Kabupaten ketapang.

“Kalau aman kenapa bukanya setengah hari, terus minggu tutup, lantas kemana dan untuk siapa sebenarnya kuota BBM itu dijual. Kalau alasannya memenuhi kebutuhan rekomendasi bisa didata berapa banyak rekomendasi resmi. Sebab sejauh ini sudah mulai ada juga SPBU-SPBU di beberapa kecamatan, disini anehnya apakah rekomendasi hanya kedok buat melancarkan urusan oknum-oknum tertentu,” katanya memungkas.

 

Pewarta : Jhon

Editor : Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *