banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Gempa 6,8 SR Guncang Turki, 21 Orang Tewas

Gempa bermagnitudo 6,8 mengguncang Turki pada Jumat (25/1/2020) malam waktu setempat menewaskan sedikitnya 21 orang. (Foto:AFP)
banner 120x600

triggernetmedia.com – Gempa dengan magnitudo 6,8 mengguncang wilayah Turki bagian timur pada Jumat malam, menewaskan sedikitnya 21 orang dan meruntuhkan bangunan di kota-kota dekat pusat getaran, yang dirasakan cukup kuat oleh negara-negara tetangga.

Gempa itu mengguncang provinsi Elazig, sekitar 550 kilometer timur ibu kota Ankara dan diikuti lebih dari 270 gempa susulan, 12 di antaranya bermagnitudo lebih dari 4.

Sebanyak 17 orang tewas di Elazig dan empat lebih di provinsi tetangga, Malatya, kata Otoritas Kedaruratan dan Bencana Turki. Ditambahkan, 1.030 orang lainnya luka-luka dan dirawat di rumah-rumah sakit kawasan itu. Upaya penyelamatan sedang berlangsung di tiga tempat berbeda di Elazig.

Rekaman kamera pada Sabtu pagi memperlihatkan para pekerja gawat darurat menyelamatkan tiga orang di Elazig setelah 12 jam di bawah runtuhan. Perempuan lain di Elazig diselamatkan setelah 13 jam, sementara para penyelamat mendengar suara-suara. Lebih dari 30 orang masih terperangkap di bawah runtuhan bangunan, kata Pemerintah.

Stasiun penyiaran negaraTRT memperlihatkan rekaman belasan pekerja dalam cahaya fajar menggunakan sekop untuk menggali sebuah bangunan yang runtuh sebagian di Elazig. Jendela-jendela berantakan dan balkon-balkon dari sedikitnya empat lantai rata dengan tanah.

Tim bekerja sepanjang malam dengan tangan, bor dan alat menggali mekanik untuk memindahkan batu bata dan semen dari runtuhan di provinsi di mana suhu udara malam turun hingga di bawah 8 derajat Celsius.

“Rumah-rumah kami runtuh…kami tak bisa masuk ke dalam,” kata perempuan 32 tahun dari kota Sivrice, pusat gempa yang mengguncang sebelum pukul 9 malam waktu setempat, melansir suara.com.

Di desa kami beberapa orang meninggal. Saya berharap Tuhan menolong kami,” kata pria yang menyebutkan hanya nama depannya, Sinasi. “Hewan piaraan kami mati. Keluarga kami berkumpul di sekitar unggun api untuk melewatkan malam sambil berselimut,” Sinasi berkata bahwa mereka berusaha menghangatkan diri dengan api seadanya.

Bangun Santoso

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *