banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Kirgizstan Promosikan Ramuan Akar Beracun sebagai Obat Covid-19

Ilustrasi ramuan tradisional.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Kirgizstan mempromosikan ramuan tradisional yang terbuat dari akar beracun sebagai obat melawan Covid-19 dan langsung menuai kritik dari WHO.

Menyadur Straits Times, Senin (19/4/2021) promosi tersebut langsung disampaikan oleh Kementerian Kesehatan Kirgizstan pada Jumat (16/4).

Menteri Kesehatan Alimkadyr Beishenaliyev menyesap sebuah minuman yang mengandung ekstrak akar aconite di publik saat dia mempromosikan obat itu.

“Tidak ada bahaya bagi kesehatan,” kata Beishenaliyev setelah meminum ramuan itu.

“Anda perlu meminumnya panas, dan dalam dua atau tiga hari, hasil tes PCR (polymerase chain reaction) positif menghilang dan orang tersebut segera menjadi lebih baik.” sambungnya.

Akar aconite digunakan dalam pengobatan tradisional meskipun dianggap sangat beracun.

Pihak berwenang mengatakan bahwa gelombang ketiga Covid-19 menerjang negara Asia Tengah berpenduduk 6,5 juta orang itu bertepatan dengan musim panas yang sulit.

Menjelang presentasi, Presiden Sadyr Japarov melalui akun Facebook-nya pada Kamis malam, merilis sebuah video yang menunjukkan proses pembuatan obat tersebut.

Label pada botol menyebut minuman itu efektif “melawan virus corona dan kanker perut”, tetapi memperingatkan bahwa meminum larutan tanpa memanaskannya dapat mengakibatkan kematian.

Promosi obat tradisional tersebut langsung menuai kritik dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (15/4) karena dianggap belum lolos uji klinis.

“Obat yang belum menjalani uji klinis tidak dapat didaftarkan dan direkomendasikan untuk digunakan secara luas oleh penduduk,” kata WHO.

Presiden Sadyr Japarov bukanlah pemimpin negara pertama di dunia yang mengklaim obat herbal untuk membasmi virus corona.

Di Turkmenistan, negara Asia Tengah lainnya, Gurbanguly Berdymukhamedov memuji akar licorice sebagai obat Covid-19, penyakit yang menurutnya belum menyentuh negara terpencilnya yang berpenduduk enam juta orang.

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina telah mempromosikan infus yang dibuat secara lokal berdasarkan artemisia tanaman anti-malaria untuk melawan virus corona.

 

Sumber : Suara.com

 

 

 

 

 

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *