banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Bedanya Pertumbuhan Anak dengan Perkembangan

Ilustrasi anak dan orang tua (unsplash/@omarlopez10
banner 120x600

triggernetmedia.com – Di berbagai informasi seputar pola asuh anak, pentingnya pertumbuhan dan perkembangan buah hati selalu menjadi fokus bahasan, khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan.

Tapi bunda tahu nggak sih pertumbuhan dan perkembangan anak itu dua hal yang berbeda loh!

Dokter Spesialis Anak Miza Dito Afrizal, Sp.A, BmedSci. M.Kes mengatakan anak tidak bisa hanya sekedar bertumbuh, tapi juga anak harus bisa berkembang.

“Tumbuh dan kembang adalah 2 kata yang terpisah, bertumbuh dan juga berkembang,” ujar dr. Miza dalam acara Tokopedia, Rabu (10/3/2021).

Menurut dr. Miza pertumbuhan anak itu artinya berfokus pada perkembangan fisik yang bertumbuh, seperti tinggi, berat, dan lingkar kepala anak.

“Perbedaannya adalah kalau bertumbuh itu, ada penambahan volume tubuh jadi dia bertambah tinggi, dia bertambah gemuk, dan bertambah berat,” jelas dr. Miza.

Pertumbuhan anak ini harus sangat diperhatikan khususnya sebelum anak berusia 2 tahun. Apabila pertumbuhan fisik sebelum 2 tahun tidak seperti anak normal pada umumnya, maka orangtua harus segera berkonsultasi ke dokter.

Pertumbuhan ini, biasanya diukur dari buku kesehatan ibu dan anak (KIA), yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

“Sebisa mungkin setiap bulan terpantau berat badan, tinggi badan dan lingkar kepalanya. Karena kalau misalnya itu terjadi apa-apa di bawah 2 tahun, kita koreksinya jauh lebih gampang, dibandingkan udah lewat dari 2 tahun,” paparnya.

Sementara itu perkembangan anak, yakni mengacu pada berkembangnya skill atau kemampuan anak, dan sangat berhubungan dengan kognitif (daya tangkap dan berpikir) si anak.

“Skill yang bertambah pada anak, pada motorik juga sensorik. Motorik itu pergerakannya anak bisa jalan, lompat-lompatan, turun tangga, anak bisa merangkak,” terang dr. Miza.

Ada juga perkembangan berupa kemampuan sensorik anak, yang biasanya dihubungkan dengan kinerja indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaran dan indera perasa.

“Itu harus terstimulasi dengan baik sesuai dengan umurnya,” pungkas dr. Miza.

 

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *