banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Bocor! Hacker Mengklaim 2,3 Juta DPT Pemilu Dijual di Pasar Gelap

Ilustrasi hackers. [Shutterstock]
banner 120x600

triggernetmedia.com – Seorang hacker (peretas) mengklaim telah membocorkan data pribadi dan data pemilih sebanyak 2,3 juta warga negara Indonesia. Menurut sampel data yang dilihat Hackread.com, data tersebut muncul sejak 2013 dan tampaknya dicuri dari situs web resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam bahasa Indonesia.

Data 2,36 GB telah dibagi menjadi beberapa folder yang semuanya berisi data dalam file PDF termasuk nama lengkap, alamat, nomor registrasi, nomor kartu keluarga, tanggal lahir dan tempat lahir, dan lain-lain.

Kebocoran data KPU. [Twitter]
Buruknya lagi, peretas tersebut mengklaim memiliki akses lebih dari 200 juta Data Pemilihan Tetap (DPT) milik KPU, akan dibocorkan di forum peretas.

Kebocoran data KPU. [Twitter]
“Saya memutuskan untuk berbagi dengan Anda sekitar 2,3 juta data kewarganegaraan dan pemilu Indonesia karena saya pikir data Indonesia tampaknya jarang di forum ini (merujuk pada forum peretas tempat data tersebut bocor),” tulis peretas dilansir laman hackered.com, Jumat (22/5/2020).

Kebocoran data KPU. [Twitter]
Hal ini dikomentari salah satu perwakilan dari layanan pemantauan pelanggaran Under The Breach.

“Aktor yang membocorkan basis data belum tentu orang yang pertama kali mendapatkannya, akan masuk akal jika basis data niche semacam itu berputar-putar di sekitar forum berbasis Indonesia yang lebih kecil sampai muncul di forum cybercrime yang lebih besar,” tulisnya.

Kebocoran data KPU. [Twitter]
Bulan lalu situs keamanan data hackread.com secara eksklusif melaporkan bagaimana Tokopedia diretas oleh peretas web gelap dan sebanyak 92 juta data pribadi pelanggannya diklaim diperdagangkan, dijual di pasar web gelap, dan beberapa forum peretas.

Seperti diketahui, beberapa minggu lalu ada kebocoran data lain hampir 13 juta akun pengguna diklaim milik Bukalapak. Basis data berasal dari 2017 dan tampaknya, Bukalapak mengakui peretasan pada 12 April 2019.

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *