KUBU RAYA (triggernetmedia.com) – Bupati Kubu Raya Rusman Ali menegaskan pentingnya pendidikan budi pekerti berbasis agama.
“Namun, idealnya budi pekerti harus diajarkan sejak usia dini,” ujarnya, Jum’at (14/12).
Kedepan, Bupati Rusman Ali berharap program muatan lokal keagamaan yang telah dibuatnya sejak awal memimpin Kabupaten Kubu Raya dapat terus berlanjut.
“Hidup ini hanya jembatan untuk menuju ke suatu tempat. Begitu sampai itulah akhirnya. Itulah kehidupan kita di dunia, hanya sementara. Tapi ujiannya sangat besar. Untuk itu saya minta agar didik anak-anak kita, ajarkan budi pekerti,” ucapnya saat membuka pelatihan baca Quran metode Wafa bagi guru agama dan Taman Pendidikan Alquran se-Kabupaten Kubu Raya di Dangau Resort Kubu Raya.
Menurut bupati Rusman Ali, program muatan lokal keagamaan diantaranya mewajibkan setiap siswa memulai kegiatan belajar di sekolah dengan mendoakan orang tua serta membaca doa-doa lainnya.
“Setelah itu menghapalkan surah-surah pendek dan dilanjutkan dengan mengaji. Selain itu ada aturan dimana setiap siswa muslim yang akan melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama dipersyaratkan untuk bisa membaca Alquran,” kata bupati Rusman Ali.
Dikatakan bupati Rusman Ali, bahwa sejak awal program tersebut sudah disosialisasikan. Dirinya berpesan kepada masyarakat, jangan sampai ber-KTP Islam tapi tidak bisa mengaji.
“Jadi kalau kita pandai mengaji, insya Allah disuruh membaca Quran bisa, disuruh menjadi imam juga bisa. Dan ini perlu dipelajari dari kecil,” harapnya.
Bupati Rusman Ali juga mengapresiasi kegiatan pelatihan baca Quran metode Wafa yang diinisiasi Lembaga Cahaya Khatulistiwa Kabupaten Kubu Raya.
Menurutnya, program tersebut berkorelasi langsung dengan upaya pembentukan pribadi anak-anak yang berakhlakul karimah melalui pengajaran agama.
“Biar berakhlakul karimah. Kalau orang diajarkan agama, insya Allah kehidupannya diridhai Allah Taala,” ucapnya.
Lebih lanjut bupati Rusman Ali mengatakan pelatihan Quran metode Wafa juga strategis dalam mendorong munculnya inovasi. Khususnya dalam hal metodologi pembelajaran Alquran.
Melalui cara inovatif itu, diharapkan mereka yang belum lancar membaca Quran dapat memahaminya dalam waktu singkat.
“Anak-anak kita ini orang yang baru tumbuh. Yang perlu ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu diberi motivasi agar berinovasi. Salah satunya adalah metode Wafa supaya orang yang mengaji terbata-bata bisa cepat menguasai. Bagaimana ditanamkan agar anak senang dengan Alquran dan membudaya bagi dirinya sendiri,” pungkasnya.
Ketua Lembaga Cahaya Khatulistiwa Kubu Raya, Muhammad Amri, mengatakan pihaknya sudah sekitar tiga tahun menerapkan metode Wafa di Kabupaten Kubu Raya. Menurutnya, metode Wafa adalah pelatihan tentang upaya mengenalkan Quran dengan cara yang mudah.
Muhammad Amri menyatakan di Kabupaten Kubu Raya, metode tersebut telah diterapkan sepenuhnya di SD Islam Terpadu Al Karima yang dinaungi Lembaga Cahaya Khatulistiwa.
“Kita berkeinginan agar metode yang inovatif ini ke depannya dapat diterapkan juga di semua Taman Pendidikan Quran yang ada di Kubu Raya,” ujarnya.
Pembelajaran Quran saat ini, kata Muhammad Amri perlu mengadaptasi perkembangan zaman. Dirinya menilai metode pengajaran Quran perlu dilakukan dengan pendekatan yang lebih mudah diterima generasi milenial.
“Saya sudah survey di beberapa tempat. Ternyata ada yang masih menggunakan metode lama tahun 80-an. Untuk generasi milenial zaman now, tampaknya lebih tepat mengajarkan anak sesuai dengan zamannya,” katanya.
Pewarta : Rio / Humas Pemkab. Kubu Raya
Editor : Arizbroadcaster