banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600
HeadlineKilas KalbarSingBeBas

Sungguh, TMMD Tak Sekedar Menjamah Desa Tanjung

×

Sungguh, TMMD Tak Sekedar Menjamah Desa Tanjung

Sebarkan artikel ini

[rev_slider alias=”TMMD”]

BENGKAYANG (triggernetmedia.com) – Dansatgas TMMD ke-103 tahun 2018 di Kabupaten Bengkayang yang juga Dandim 1202 Singkawang, Letkol Inf Abdul Rahman, kepada triggernetmedia.com menyatakan, Pihaknya bersama Koramil 01 Bengkayang terlibat aktif sejak awal proses hingga tuntasnya TMMD secara menyeluruh. Letkol Inf Abdul Rahman menegaskan, giat TMMD ke-103 di Desa Tanjung, Kecamatan Teriak tergolong wilayah pelosok dan terisolir dipastikan berjalan dengan baik, aman dan lancar.

“Semua berjalan baik, aman dan lancar karena mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat Desa Tanjung. Apalagi masyarakatnya termotivasi menginginkan pembangunan infrastruktur cepat selesai. Mereka dengan kesadarannya turut serta bergotong royong bersama TNI mengerjakan pembangunan di desa mereka,” ujar Letkol Inf Abdul Rahman, Kamis (15/11).

Mak Pica (60) warga Desa Tanjung, di Kecamatan Teriak tersenyum bahagia melihat jalan menuju rumahnya yang kini tak lagi sempit dan berlumpur. Saat itu Aku haru, ikut larut dalam kebahagiaan perempuan paruh baya itu. Karena memang pada dasarnya Aku sangat memaklumi itu. Sungguh, betapa beratnya meniti hidup dalam keterbatasan infrastruktur dipelosok desa yang tergolong terisolir dan tertinggal.

Jujur saja, Aku ini sebenarnya juga merupakan warga desa yang tak jauh berbeda dengan mak Pica, dan warga Desa Tanjung umumnya, yang masih dihadapkan dengan keadaan sulit, hidup dalam keterbatasan di daerah terisolir dan tertinggal. Hanya saja kampung halamanku itu ada di Desa Tengon, Dusun Upas, Kecamatan Air Besar, Kabupaten Landak.

Aku pun bergegas menghampiri mak Pica. Dan sebenarnya ini sudah kesekian kalinya bagiku bertandang ke Desa Tanjung, melakukan peliputan untuk mengetahui sejauh mana keseriusan TNI dan antusiasme warga desa terkait giat TMMD ke-103 tahun 2018 di desa itu.

Andai saja kampung halamanku itu bernasib sama seperti Desa Tanjung saat ini, yang telah tersentuh program TMMD, mendapat bantuan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan. Tentu aku dan keluarga, serta warga desa lainnya dikampung akan lebih nyaman dan tenang telah memiliki akses infrastruktur yang memadai.

“Sangat bahagia, sekarang jalan menuju desa ini sudah dibangun. Ini bukan mimpi. Sekarang semuanya seakan terbayarkan oleh program TMMD,” kata mak Pica.

Selain mak Pica, Yati (24) warga Desa Tanjung pun turut bercerita. Menurutnya selama ini ketika hendak pulang ke kampung warga pasti selalu memikirkan kondisi jalan yang buruk. Namun, sekarang dia dan warga desa sudah lega, tak khawatir lagi terkendala akses keluar masuk desa ke tempat tujuannya. Meskipun sedang musim hujan, kini jarak tempuh ke kota pun tidak terlampau jauh, dan tidak begitu melelahkan. Karena kondisi jalan Desa Tanjung sudah dilebarkan.

“Sekarang tak lagi khawatir, mau hari hujan tetap bisa dilalui, mau kepasar atau kemana sudah nyaman, baguslah,” ujar gadis cantik yang mengaku kini tengah menyelesaikan studi S1nya di salah satu Perguruan Tinggi di Pontianak.

Yati pun berharap geliat perekonomian di Desa Tanjung yang sebelumnya terbentur masalah infrastruktur itu tidak lagi menjadi persoalan. Demikian pula dengan keberadaan fasilitasi sarana pendukung bagi kelangsungan kegiatan sosial warga desa, seperti balai desa, gereja sebagai tempat ibadah yang terbangun representatif melalui program TMMD ke-103.

“Tentunya fasilitasi ini dapat memberikan efek berganda, baik bagi pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat desa,” sebutnya.

Sementara, Dewan Pemusyawaratan Desa Tanjung, Aduka mengaku kagum kepada TNI. Menurutnya, disamping pembangunan pembukaan badan jalan, jembatan, gereja dan lainnya, program TMMD itu ternyata juga mengacu pada sasaran kegiatan non fisik. Giat penyuluhan tentang edukasi wawasan kebangsaan terhadap warga Desa Tanjung, dinilai memberikan pencerahan yang berharga dalam upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia di Desa Tanjung. Upaya itu telah menumbuhkan rasa cinta tanah air, sekaligus menguatkan nasionalisme generasi penerus bangsa.

“Bagi kami ini suatu kebanggaan, apalagi capaiannya sudah 100 persen. Kami tentu sangat senang mendapatkan program fisik dan non fisik yang signifikan. Dan kami sangat puas,” ujar Aduka.

Tokoh masyarakat Desa Tanjung, Agus pun mengaku turut bangga atas kesungguhan TNI dalam merealisasikan TMMD di desanya. TMMD diakui sangat membantu membuka akses lebih baik bagi masyarakat desa. Padahal, sebelumnya Desa Tanjung begitu terisolir dan tertinggal.

“Pembukaan badan jalan sepanjang tujuh kilometer oleh TNI ini sangat mendorong cara berpikir warga desa, dan warga kita sudah seharusnya termotivasi untuk membudayakan gotong royong bersama membangun desa. Ini pelajaran berharga yang teramat berarti buat kami,” ucap Agus.

Kepala Desa Tanjung, Abuisius menyatakan sekian lama warga menaruh angan terealisasinya program pembangunan di Desa Tanjung. Menurutnya saat ini terdapat 114 kepala keluarga, dengan 463 jiwa, mereka terdiri dari laki-laki dan perempuan.

“Desa Tanjung berjarak sekitar 23 kilometer dari pusat Kota Bengkayang. Namun, sejak Indonesia merdeka sampai pada pemekaran Kabupaten Bengkayang pada tahun 1999, hingga kini desa kami belum tersentuh pembangunan jalan dan jembatan. Kecuali pembukaan jalan oleh pihak swasta untuk akses perkebunan sawit,” kata Abuisius.

Ternyata sudah bertahun-tahun masyarakat Desa Tanjung hidup dalam keterbatasan. Aku pun memahami betul betapa sulitnya jika harus menepuh jalan tikus untuk sekedar keluar ke pasar dan bekerja, dengan berjalan kaki, serta membawa barang dan hasil berkebun atau bertani untuk di jual di pasar. Bahkan untuk sampai ke jalan raya Sebalo, masyarakat Desa Tanjung harus keluar dan berjalan melewati jalan yang kecil dan becek saat hari hujan. Ironisnya jarak tempuh sepanjang 7 kilometer tersebut dilewati hanya untuk menjual karet, dan sayuran hasil berkebun dan bertani warga desa.

Sementara untuk dapat sampai ke pasar ibukota Bengkayang, masyarakat Desa Tanjung biasanya harus menunggu lama beroperasinya angkutan jasa mobil pickup yang memang relatif minim di desa. Keadaan itu hingga kini terus berlangsung.

Tidak dipungkiri kebutuhan infrastruktur jalan dan jembatan merupakan salah satu kebutuhan penting untuk menopang kelangsungan roda perekonomian dan peningkatan taraf hidup masyarakat Desa Tanjung, yang umumnya bergantung pada hasil bumi, atau hasil alam yang mereka miliki. Seperti mengolah hutan untuk bercocok tanam, dan menoreh karet di kebun mereka.

“Sekian lama menanti, mimpi kami berbuah kenyataan, Program TNI Manunggal Membangun Desa ke-103 tahun ini tentu saja menjadi pembuka jalan bagi masyarakat kami untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik. Itu merupakan asa masyarakat berpuluh-puluh tahun lalu,” ujar Abuisius.

Masyarakat dalam keterbatasan di desa terpencil dan terisolir seperti Abuisius dan warga desa itu sebenarnya tak pernah muluk-muluk membayangkan desa mereka tersentuh pembangunan. Tapi sekarang, justru telah mengalami perubahan yang signifikan.

“Mimpi kami berpuluh-puluh tahun lalu itu kini sudah dapat dibayarkan melalui program TMMD, yang hanya dalam kurun waktu kurang lebih satu bulan. Aksi mereka nyata. Kiranya program TMMD ini berkesinambungan,” harap Abuisius.

Sebagai Aparatur desa, Abuisius mengakui dapat merasakan kesusahan yang dialami masyarakatnya, yang sebenarnya juga merupakan kesusahannya. Tentu saja, tak sedikit masyarakatnya kerapkali mengeluh ketika melewati jalan jelek, becek sepanjang tujuh kilometer.

“Kondisi jalan yang jelek dan becek tentu saja berdampak pada dunia pendidikan. Hari-hari anak-anak kami harus keluar untuk sekolah ke SMP yang ada di Sebalo. Dan begitulah kenyataannya,” ucap Abuisius.

Tidak hanya dibidang pendidikan, kata Abuisius, dibidang kesehatan pun mengalami hal yang sama. Diakui kerapkali petugas kesehatan mengalami kesulitan saat melakukan kunjungan atau bertugas di Desa Tanjung.

“Tenaga guru dan kesehatan yang masuk ke desa kami sangat kesulitan selama ini. Karena mereka harus melewati jalan yang terjal dan becek. Setiap hari harus dorong motor. Apalagi di musim penghujan. Belum lagi kondisi jembatan yang rawan roboh. Mana jembatannya cuma ditahan dengan bambu, ironis memang,” timpalnya.

Jalan yang semula hanya setapak, yang sehari-harinya dilalui warga untuk ke sawah dan ladang, kini sudah semakin terbentang luas sebagai poros utama. Jalan sepanjang 7 kilometer itu kini melebar menjadi lima meter, dan sudah dapat dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Jembatan yang dulunya hanya berdiri dengan materisl kayu dan bambu, sempit dan rawan rusak. Tapi sekarang, Jembatan dibangun secara permanen, cor beton. Tentu kondisi kini jauh lebih baik dari kondisi lama. Warga Desa Tanjung tak perlu menghawatirkan soal akses lalu lalang, hujan ataupun tidak.

“Anak-anak pun dengan nyaman bisa berjalan kaki ke sekolah, peluang bisnis terbuka, ekonomi di daerah menggeliat, sebagaimana mimpi warga Desa Tanjung yang lama tertunda, yang merindukan hadirnya perubahanan,” ucap Abuisius.

Bukti nyata kepedulian TNI terhadap masyarakat dalam membangun daerah itu semakin menguak. Membangun Indonesia dari pinggiran, mewujudkan asa yang sempat tertunda, sebagaimana yang diungkapkan Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) XII Tanjungpura, Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh.

“Program ini terkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, mengutamakan wilayah yang masih terisolir dan sulit dijangkau, kemudian menetapkan Desa Tanjung sebagai salah satu Desa lokasi pelaksanaan program TMMD ke-103 Kodim 1202 Singkawang,” ungkap Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh, pada penutupan TMMD ke 103, di desa Tanjung, Rabu (13/11).

Aku dan dan rekan-rekan jurnalis sedianya mengikuti keberlangsungan giat TMMD ke-103 hingga penutupan di Desa Tanjung. Aku pun begitu lega saat Kasdam XII Tanjungpura, Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh menegaskan Program TMMD merupakan bagian dari komitmen TNI untuk ikut membangun bangsa dan negara bersama komponen bangsa lainnya secara sinergis dan berkesinambungan.

Menurut Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh, program reguler TMMD menjadi alat untuk mempercepat pembangunan. Karena ada sinergisitas semua elemen, Masyarakat, Pemerintah, TNI, Polri dan LSM. Dirinya terus mendorong semua pihak untuk bersama-sama bahu membahu melalui peranan masing-masing guna mendorong percepatan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun non fisik di wilayah yang tergolong terisolir seperti Desa Tanjung.

“Ini merupakan komitmen TNI untuk membangun desa, membangun dari pinggiran, membangun desa yang masih tertinggal dan terisolir. Sesuai dengan tema TMMD ke-103 TNI Manunggal Rakyat Dalam Mewujudkan Desa Yang Maju, Sejahtera dan Demokratis,” kata Kasdam XII Tanjungpura, Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh.

Disela-sela penutupan giat TMMD itu, benakku berujar, berharap Kegiatan TMMD dimasa-masa yang akan datang, dan pada akhirnya suatu saat nanti kampung halamanku, Desa Tengon, Dusun Upas, Kecamatan Air Besar di Kabupaten Landak kembali mendapat gilirannya.

“Yesss..,” gumamku dalam hati.

Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh kemudian mengingatkan kepada masyarakat Desa Tanjung, bahwa giat TMMD yang berjalan lebih dari satu bulan itu setidaknya telah membuka badan jalan pemukiman sepanjang tujuh kilometer, membangun empat buah jembatan, rehab dua gereja. Selain itu, dikatakan pembangunan non fisik dengan memberikan wawasan kebangsaan, cinta NKRI, Bela Negara, bahaya narkoba, terorisme, dan kesehatan masyarakat, termasuk pengobatan gratis, dan khitan masal.

“Apa yang sudah dilakukan TNI dalam giat TMMD semua dalam upaya untuk dapat mendorong masyarakat lebih semangat lagi membangun desanya. Lebih meningkatkan semangat gotong royong dan kebersamaan untuk membangun desa. TNI dari rakyat dan untuk rakyat. Bersama rakyat TNI kuat, karena melihat SDM yang ada di TNI maka perlu bantuan dari rakyat,” sebutnya.

Kasdam XII/TPR Brigjen TNI Alfret Denny D. Tuejeh juga meminta masyarakat Desa Tanjung mempertahankan kebersamaan dan menguatkan kemanunggalan antara TNI dan rakyat, yang telah dirasakan manfaatnya selama kegiatan TMMD.

“Dampaknya harus dapat dirasakan masyarakat, dimanfaatkan sebagai akses menuju perubahan yang lebih baik. Semangat gotong royong harus tetap ada, dan jangan hanya saat ada prajurit TNI saja. Semua harus dapat menjaga hasil-hasil yang sudah dibangun melalui program TMMD ke- 103. Karena semua hasil pembangunan itu untuk kepentingan masyarakat. Teruslah membangun dan mengembangkan potensi desa. Jadikan diri kita sebagai agen-agen perubahan yang membangun, yang menyebarkan energi positif bagi lingkungan sekitar,” imbaunya.

Pemerintah Kabupaten Bengkayang menyebut sukses TMMD ke-103 tahun 2018 di Desa Tanjung, Kecamatan Teriak, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat membuktikan kemanunggalan TNI bersama rakyat. Kemanunggalan itu tidak luput terbangunnya sinergitas dan kerjasama yang baik semua Pihak. Semua satgas dan masyarakat yang sudah bahu membahu menyelesaikan program tepat waktu dinilai sebagai bukti kemitraan TNI dengan rakyat, dan pemerintah.

“TMMD merupakan kegiatan terpadu yang melibatkan beberapa OPD terkait, pemerintah kecamatan, pemerintah desa, lembaga desa dan masyarakat desa untuk mendukung terlaksananya TMMD ini, sehingga berjalan dengan lancar dan sukses,” kata Bupati Suryadman Gidot.

Kegiatan TMMD di Kabupaten Bengkayang dimulai sejak Kabupaten Bengkayang dibentuk. Kegiatan TMMD diakui merupakan bagian yang tak terpisahkan antara Pemerintah Daerah dalam membangun hubungan kerjasama secara khusus bersama TNI.

“Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada TNI yang telah membantu percepatan pembangunan di Kabupaten Bengkayang, khusus pada daerah yang sulit dijangkau, dan pedalaman. Dengan jiwa gotong-royong, semangat persatuan dan kesatuan berusaha keras mewujudkan keinginan masyarakat. Hasil kerja TMMD sangat bermanfaat dan masih dapat dirasakan sampai saat ini,” ujar bupati Suryadman Gidot.

Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sangat membantu warga. Dengan kerja nyata TMMD, hendaknya dimanfaatkan masyarakat, sekaligus dijaga. Sehingga kedepan dapat terus memberi bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, baik dari sisi ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat.

“Sekarang masyarakat Desa Tanjung tidak perlu lagi memutar jalan untuk sampai ke kantor, tidak lagi mendorong motor saat hari hujan, berbelanja ke pasar atau sekedar mengantar anak ke sekolah. Mereka sekarang tidak akan kesulitan lagi membawa hasil tani untuk dijual di pasar. Dengan kerja nyata TNI ini, hendaknya masyarakat lebih termotivasi untuk bergotong royong turut andil membangun desa,” kata bupati Suryadman Gidot.

Sukses giat TMMD merupakan bentuk kebersamaan antara TNI dan rakyat dalam meraih keberhasilan dan perjuangan yang keras, semangat dalam meraih harapan. Bukan hanya kerjasama yang solid, tapi juga membuktikan bahwa masyarakat sudah menganggap bahwa TNI adalah bagian dari kedaulatan rakyat itu.

Pagi, siang dan malam tak lagi jadi kendala. Bahkan panas dan hujan pun tidak menjadi hambatan. Prinsip itu laksana sudah satu nafas tertanam dalam semangat masyarakat yang ada di wilayah TMMD ke-103 Kodim 1202 Singkawang.

Diantara kebersamaan itu, sudah tentu menurutku menciptakan kemanunggalan antara TNI dan rakyat, para prajurit yang tergabung dalam Satgas TMMD ke-103 Kodim 1202 Singkawang terasa lebih dekat dan bermakna.

Disisi lain pada saat istirahat jam minum dan makan bersama, mereka pun saling bercengkerama. Nuansa keakraban antara TNI dan rakyat begitu dekat tanpa sekat. Sunguh, TMMD tak sekedar menjamah Desa Tanjung.

Pewarta : Doe/Nar
Editor : Dhesta/Arizbroadcaster

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *