Sanggau (Triggernetmedia.com) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada akhir tahun 2015 mengeluarkan kebijakan sekolah rujukan, yang berimplikasi pada pengembangan kualitas sekolah. Beberapa waktu kemudian sejumlah sekolah di tiap daerah di Indonesia melakukan peningkatan mutu.
Sekolah diharapkan menjadi rujukan primer para lulusan siswa terbaik. Kendati demikian, peran pemerintah tak hanya mengucurkan finansial, melainkan memantau, membimbing dan mengevaluasi jalannya proses peningkatan kualitas sekolah rujukan.
Progress sekolah rujukan tentu tidak terlepas dari sebuah pencapaian prestisius dalam dunia pendidikan di daerah dan tanah air secara menyeluruh. Aktualisasi, revitalisasi, evaluasi dan capaian yang telah dilakukan tentu akan menjadikan sekolah rujukan sekolah tersebut sebagai teladan atau role model bagi pemenuhan standaritas sekolah-sekolah lainnya yang ada di dalam lingkungan kota/kabupaten/ dan Provinsi hingga nasional.
Dari berbagai perspektif itu, kami pun melakukan reportase ke daerah. Dua sekolah rujukan yang ada di kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, yakni SD Negeri 02 di Kecamatan Batang Tarang, dan SMP Negeri 1 Sanggau adalah bagian dari representasi sekolah-sekolah yang kini tengah ditingkatkan mutu pendidikannya di pelosok beranda negeri melalui program sekolah rujukan pemerintah.
“Kedua sekolah ini merupakan bagian dari target 128 ribu 342 sekolah yang menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) secara nasional di tahun 2018,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau, Sudarsono.
Dengan menerapkan program-program ungggulan yang terintegritas dan selaras pada program Kemendikbud dan Nawacita presiden RI Joko Widodo, menurut Kadisdikbub Kabupaten Sanggau, Sudarsono tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
“Sebab, upaya mewujudkan sekolah rujukan diakui diantaranya masih terkendala minimnya tenaga guru, persoalan demografi, infrastruktur dan prasarana lainya. Ini yang harus kita evaluasi dan carikan solusinya,” ujarnya.
Sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, Disdikbud Kabupaten Sanggau tentu saja diharapkan dapat menjadikan sekolah-sekolah rujukan ini sebagai teladan bagi sekolah-sekolah lainnya di kabupaten Sanggau. Sudarsono menekankan bahwa kemampuan dalam pengembangan pengetahuan dan pelaksanaan praktik pendidikan yang baik, mulai dari manajemen, penataan lingkungan sekolah, sarana-prasarana yang menunjang proses kegiatan belajar mengajar dan kegiatan pembiasaan sebagai penguatan pendidikan karakter siswa.
“Niscaya sekolah-sekolah inilah yang sebenarnya menjadi pelopor pelaksanaan kebijakan pengembang keunggulan sekolah rujukan, yang benar-benar mengimplementasikan Perpres nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter dan pemenuhan amanat undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,” jelasnya.
Ikon sekolah-sekolah rujukan di Kabupaten Sanggau sudah tentu memiliki kelebihan tersendiri bagi sekolah lain. Karena di dalamnya terdapat berbagai prestasi akademik maupun prestasi non akademik.
Kami pun berkesempatan meninjau langsung kelangsungan penerapan berbagai program pendukung atas terlenggaranya konsep pendidikan yang sesuai dengan amanat undang-undang pendidikan nasional tersebut. Dan sepantasnya memang layak mendapatkan apresiasi publik dan pemerintah.
“Secara umum visi dan misi sekolah-sekolah rujukan diantaranya adalah meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah dalam menjalankan tugas. Mereka dituntut menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Adanya pembiasaan menumbuhkan budi pekerti yang mengakar pada nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta melaksanakan kegiatan pembiasaan yang bersift religius, sesuai dengan keimanan dan ketakwaan sumberdaya manusianya. Sekaligus melaksanakan penataan lingkungan sekolah, mampu menciptakan kultur sekolah yang bersih, sehat, indah dan nyaman,” kata kepala SMP Negeri 1 Sanggau, bunda Margaretha Lowe.
Wanita paruh baya itu memaparkan sederet visi dan misi sekolah rujukan bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa pada ujian semester, ujian akhir sekolah, maupun pada ujian nasional. Dan umumnya mampu memotivasi serta mendorong siswa untuk meraih prestasi akademik maupun non akademik.
“Melalui proses pengembangan diri siswa itu, pada tingkat kabupaten/kota/ Provinsi, hingga ke tingkat nasional. Mereka diharapkan berprestasi dan memiliki integritas baik,” ungkap dia.
Menilik dari kondisi sekolah-sekolah rujukan yang terus ditingkatkan mutu pendidikannya itu. Selain telah menerapkan kurikulum 2013, kini rasio jumlah rombongan belajar dan jumlah kelas itu sudah semakin ideal. Dalam kelangsungan penyelenggaraan pendidikan guna peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Sanggau itu, kini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sanggau, serta pihak sekolah tidak lagi melaksanakan sekolah double shift. Karena daya tampung siswa dan ruang kelas dan sarana penunjang lainnya kini terpenuhi dengan baik dan representatif.
“Indikator lain yang penting dikedepankan sebagai sekolah rujukan yang dicanangkan Kemendikbud, yakni sekaligus implementasi tindaklanjut Nawacita. Adalah menyangkut akreditasi, konsep ekosistem pendidikan yang kondusif dan nyaman, bagaimana memiliki budaya mutu, terlaksananya program budi pekerti dengan baik, sehingga mampu menjadikan sekolah-sekolah rujukan tersebut sebagai pusat keunggulan. Dan keberadaannya yang strategis. Konsep ini telah kami kembangkan,” ujar kepala SD 02 Batang Tarang, Marsudi.
Berbagai narasi yang paparkan pelaksana sekolah-sekolah rujukan di Kabupaten Sanggau itu, disebutkan pula bahwa indikator lain seperti adanya gerakan literasi sekolah bersama dalam menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik juga penting dilakukan. Pengembangan kegiatan literasi itu diantaranya melalui pembudayaan membaca dan menulis bagi seluruh warga sekolah, yang dilaksanakan secara bersama dalam lingkungan sekolah.
Program review membaca bersama dilingkungan sekolah ini bahkan dikuatkan dan didukung dengan program Sanggau pintar. Dimana siswa wajib belajar sejak pukul 18.00 hingga 19.00 wib. San pengawasannya dilakukan orangtua murid di rumah.
Penguatan visi Sanggau pintar yang dicanangkan dalam visi pemerintah Kabupaten Sanggau tentu saja selaras dengan visi sekolah rujukan yang dicanangkan Kemendikbud dan Nawacita.
“Pembangunan sektor pendidikan di Kabupaten Sanggau, provinsi Kalimantan Barat dalam menopang peningkatan mutu pendidikan nasional, khususnya dalam menyelaraskan kelangsungan program sekolah rujukan secara baik dan berkelanjutan selayaknya mendapat apresiasi dan dukungan. Kini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sektor pendidikan di Kabupaten Sanggau itu terus bergerak positif, dari peringkat 13 ke peringkat 9,” ungkap Bupati Sanggau Paolus Hadi.
Secara riil, harus diakui pula bahwa keberadaan sekolah-sekolah rujukan telah memberikan pengaruh yang baik dan signifikan terhadap kelangsungan dan kemajuan sektor pendidikan di daerah. Hal inilah yang selayaknya dipertahankan dan terus kita tingkatkan.
Berbagai terobosan dan berbagai kebijakan penting juga diperlukan guna mendorong sekaligus memberikan solusi pemecah kebuntuan terhadap kelangsungan pembangunan sektor pendidikan di Kabupaten Sanggau, utamanya dalam hal pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Sehingga penerapan pelayanan sektor pendidikan dan capaiannya sesuai pemenuhan standar nasional pendidikan berjalan dengan baik.
Sebab, Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 11 menegaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Disebutkan pula bahwa standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Pewarta : Arizbroadcaster
Editor : Arizbroadcaster