banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Dizalimi Partai Sendiri, Ganjar Pranowo Justru Kecipratan Tambahan Elektabilitas

Gubernur Ganjar Pranowo saat meninjau vaksinasi untuk lansia di Puskesmas Kaligangsa, Kota Tegal, Kamis (10/6/2021).
banner 120x600

triggernetmedia.com –  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dianggap bakal kecipratan naiknya elektabilitas dari kisruh internal PDI Perjuangan beberapa waktu lalu. Hal tersebut dikarenakan Ganjar terbingkai sebagai sosok yang terzalimi dari tokoh-tokoh PDIP yang lebih memilih Puan Maharani untuk diusung pada Pilpres 2024.

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby melihat kisruh internal PDIP tersebut justru menjadi satu peluang menambah elektabilitas pihak terzalimi.

“Kalau kita lihat, ya, memang itu adalah momentum seperti itu menjadi satu peluang untuk lompatan elektabilitas calon-calon yang merasa dizalimi,” kata Adjie dalam paparannya yang disiarkan langsung melalui YouTube Lembaga Survei Indonesia LSI_Lembaga pada Kamis (17/6/2021).

Adjie lantas mencontohkan dengan momentum Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang pernah disebut jenderal kekanak-kanakan oleh almarhum Taufik Kiemas pada 2004.

Kala itu, nama SBY mendadak populer karena mendirikan Partai Demokrat dan menjadi tokoh potensial untuk maju ke pemilihan presiden.

Saat itu, istri dari Taufik Kiemas yakni Megawati Soekarnoputri juga memiliki keinginan untuk menjadi presiden dua periode.

Olok-olokan tersebut justru menjadi efek positif untuk SBY dan negatif bagi Megawati. Karena elektabilitas SBY setelah kejadian tersebut malah terus merangkak naik.

Situasi itu juga berlaku bagi Ganjar dan Puan di mana Gubernur Jawa Tengah tersebut dikabarkan tidak diundang pada acara PDIP di wilayahnya sendiri. Itu dilanjutkan dengan pernyataan-pernyataan sejumlah kader senior PDIP yang seolah mengganjal proses Ganjar untuk menjadi presiden.

“Publik juga saya pikir (sebagai) pemilih dalam posisi ini akan menilai mana yang dizalimi, mana yang menzalimi,” tuturnya.

Karena itu pula Adjie menilai kalau Ganjar mengeruk keuntungan secara elektoral karena posisinya dizalimi sebagai kader oleh partainya sendiri. Kendati demikian, segala kemungkinan bisa terjadi di dalam dunia politik.

Bukan tidak mungkin kalau nantinya Megawati malah mengusung Ganjar di Pilpres 2024.

“Saya pikir peluang itu sangat masih cukup terbuka karena putusan akhirnya tetap di Queen Maker ibu Mega dan PDIP punya historis juga memutuskan tokoh di luar pemilik partai.”

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *