banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600
Kilas KalbarSingBeBasSospolhukam

Dukung Wacana Pemindahan Ibukota Negara

×

Dukung Wacana Pemindahan Ibukota Negara

Sebarkan artikel ini
Ketua Forum Perbatasan Provinsi Kalimantan Barat, Albenus.

triggernetmedia.com – Ketua Forum Perbatasan Provinsi Kalimantan Barat (Border Forum West Borneo), Abelnus menyatakan mendukung wacana pemerintah yang akan memindahkan Ibu Kota Negara ke Provinsi Kalimantan Tengah. Namun, pemindahan ibukota tersebut harus bisa mensejahterakan masyarakat lokal.

“Kita dukung pemerintah merealisasikan wacana tersebut, asalkan eksistensi kearifan lokal dan kesejahteran masyarakat setempat dijamin oleh Pemerintah,” ujarnya, Jumat (26/7).

Menurut Abelnus Suku Dayak sebagai penduduk asli pulau kalimantan jangan sampai diabaikan oleh pemerintah, terutama budaya dan kearifan lokal masyarakat setempat harus di akomodir oleh pemerintah pusat.

“Gedung atau kantor instansi pemerimtah harus menggunakan corak motif Suku Dayak, sehingga mereka merasa dihargai sebagai tuan rumah,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Abelnus, bidang Pendidikan pemerintah harus memberikan perlakuan khusus terhadap masyarakat suku Dayak, seperti mengalokasikan kuota khusus dalam rekrutmen Akademi Polisi, Akademi Militer dan Sekolah-sekolah kedinasan pemerintah lainnya.

“Yang selama ini sangat sulit untuk diakses oleh Suku Dayak,” ujar dia.

Di bidang ekonomi, pemerintah harus memberikan alokasi khusus kepada Suku Dayak, seperti memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan keterampilannya, serta memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengakses dana dari bank, baik bank milik pemerintah maupun bank swasta untuk menambah model usaha.

Kemudian, kata dia, bidang budaya dan politik, pemerintah harus membangun perkampungan budaya suku dayak khusus sebagai investasi masa depan suku dayak.

“Disisi lain perkampungan ini dapat menjadi objek atau icon wisata negara. Sementata bidang politik, mengingat  Kalimantan merupakan pulau Dayak, maka bidang politik seperti pemiliham Gubernur, Bupati atau Walikota dan Camat harus diberikan Otonomi khusus dalam pemilihannya,” kata dia lagi.

Bidang pemerintahan, lanjutnya, Tokoh Suku Dayak harus diakomodir masuk dalam jajaran Kabinet, Staf Kepresidenan, setingkat Kabinet dan Duta atau Konsulat, sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki, sehingga Suku Dayak tidak hanya menjadi penonton ditanahnya sendiri.

Abelnus juga meminta agar pemerintah menghapus istilah program Transmigrasi, menurutnya, tidak relevan dengan kondisi masyarakat indonesia terutama masyarakat di pulau borneo, Indonesia, istilah tersebut di Negara Eropa pun telah tidak ada istilah Transmigrasi.

“Transmigrasi tidak perlu lagi pulau Borneo, berdayakan masyarakat setempat tampa harus mendatangkan masyarakat dari luar pulau kalimantan,” pintanya.

Pemerintah diminta memprioritas suku Dayak untuk masuk bekerja di perusahaan-perusahaan mega proyek dan perusahan lainnya, baik perusahaan milik Negara maupun perusahaan milik daerah, jangan sampai terkesan diskriminasi.

Kemudian, sambung Albenus, bidang pemerintah pusat sebaiknya tidak mendatangkan tenaga kerja dari luar pulau Kalimantan/Borneo, yang dikhawatirkan akan memicu kecemburuan sosial antara masyarakat lokal dan pendatang.

“Dengan demikian roda pemerintahan akan berjalan dengan baik, karena adanya dukungan langsung dari masyarakat setempat,” timpalnya.

Pewarta : Nar

Editor : Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *