banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Antivirus Buatan AstraZeneca Ditarik dari Pasaran Karena Tak Mampu Obati COVID-19

Ilustrasi (Unsplash)
banner 120x600

triggernetmedia.com – Menusia dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah diminta untuk segera kembali melakukan pencegahan ekstra guna memutus penularan COVID-19.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC AS) menjelaskan, tidak hanya mengenakan masker dan jaga jarak. Melainkan juga memeriksa kembali vaksin COVID-19 yang telah diberikan.

Pasalnya, melansir CNBC International, Pengawas Obat dan Makanan negara itu (FDA) menarik Evusheld yang merupakan antibodi kombinasi buatan AstraZeneca karena tidak mampu menangkal COVID-19 subvarian Omicron yang dominan.

“FDA menarik Evusheld karena tidak efektif melawan 95% subvarian Omicron yang beredar di AS. Ini termasuk subvarian XBB yang sekarang menyebabkan 64% kasus baru, serta keluarga BQ yang menyebabkan 31% kasus infeksi yang dilaporkan,” sebut laporan terkait.

COVID-19 masih jadi ancaman di AS meski belakangan ini kasus terbaru memperlihatkan penurunan yang signifikan. Namun, pihak berwajib masih cukup waspada terhadap warga dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

“Penting bagi orang dengan sistem kekebalan yang lemah untuk tetap mendapatkan vaksin Covid mereka dengan menerima penguat Omicron karena suntikan tersebut dapat memangkas risiko penyakit parah,” sebut CDC. Menyitat suara.com.

CDC juga menyarankan, bagi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah untuk segera melakukan pemeriksaan dan berkonsultasi terkait antisipasi COVID-19.

Sejumlah Antivirus untuk COVID-19 yang tersedia di AS diantaranya Paxlovid, Remdesivir atau Molnupiravir.

Namun demikian, sangat disarankan agar berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait penggunaan anti virus terkait.

Terlebih bagi mereka yang sistem kekebalan yang lemah termasuk pasien kanker yang pernah atau sedang menjalani kemoterapi, pasien transplantasi organ, pasien HIV hingga lain sebagainya.

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *