banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Prospek Pengembangan Jagung dan Padi Organik di Kabupaten Sanggau

Bupati Sanggau, Paolus Hadi, belum lama ini bersama FAO Indonesia melaksanakan panen jagung dan panen raya padi organik, sekaligus peluncuran beras sehat Sanggau di Desa Tunggal Bhakti, Kecamatan Kembayan, Kamis, 13/2/2020.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Bupati Sanggau, Paolus Hadi, belum lama ini bersama FAO Indonesia melaksanakan panen jagung dan panen raya padi organik, sekaligus peluncuran Beras Sehat Sanggau di Desa Tunggal Bhakti, Kecamatan Kembayan, yang dinamai Beras Sehat Serumpun Borneo dan Beras Pangan Humanis (PH).

Program tersebut merupakan kerja sama Pemerintah Kabupaten Sanggau melalui Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan pada areal seluas 4 hektare, dan 50 hektare diantaranya diujicobakan oleh FAO sebagai pengembangan tanaman pangan dengan branding merek Beras Sehat Serumpun Borneo, guna mendorong percepatan terwujudnya desa mandiri secara berkelanjutan.

“Saya mengajak masyarakat, mari kita sama-sama dukung program ini dan mudah-mudahan program ini kedepan bisa berjalan dengan baik, sekaligus memberikan hasil yang nyata, sehingga terwujudnya masyarakat yang mandiri dan sejahtera khususnya Desa Tunggal Bhakti,” kata Paolus Hadi, Jumat (14/2).

Berbicara kesehatan, ungkap PH, maka organik inilah yang menjadi pilihannya. Untuk melaksanakan program tersebut tentu tidak bisa hanya dari pemerintah daerah sendiri, akan tetapi hadirnya teman kita dari FAO dan juga dari dinas terkait.

“Kita harus bersinergi, karena beras organik ini betul-betul sekarang ini menjadi favorit,” ujarnya.

“Kabupaten Sanggau, harus punya kemasan beras organik, karena ditempat kita belum ada, program ini baru dibeberapa desa di tempat kita. Akan tetapi, ini akan terus kita dorong karena kita sudah punya packaging yang bagus dan kita harus bisa mendapatkan sertifikat juga dari beras organik,” ujar PH menambahkan.

Bupati Sanggau, Paolus Hadi, belum lama ini bersama FAO Indonesia melaksanakan panen jagung dan panen raya padi organik, sekaligus peluncuran beras sehat Sanggau di Desa Tunggal Bhakti, Kecamatan Kembayan, Kamis, 13/2/2020.

Lebih lanjut, ditegaskan PH, Gubernur Kalimantan Barat, sudah menyatakan atensinya untuk bagaimana bendungan Merowi diwilayah tersebut harus tuntas. Mengingat masyarakat Desa Tunggal Bhakti dinilai konsisten dalam bertani.

Seluruh stakeholder diharapkan berkomitmen dan sungguh-sungguh mendorong Desa Tunggal Bhakti sebagai sentra beras organik, sekaligus mendukungnya mendapatkan sertifikat organik.

Kadis Ketahanan Pangan Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perikanan Kabupaten Sanggau, Jhon Hendri menjelaskan, untuk padi organik tersebut dilakukan di tiga Kecamatan.

Pertama, kata dia, Kecamatan Entikong di Desa Nekan dengan luas 30 hektare, kedua, Kecamatan Sekayam di Desa Kenaman dengan luas 25 hektare, dan ketiga di Kecamatan Kembayan di Desa Tunggal Bhakti dengan luas 50 hektare.

Dari tiga lokasi tersebut, di Kecamatan Entikong di Desa Nekan panen padi organik dengan hasil sebanyak 6,4 ton per hektare.

Sementara di Kecamatan Sekayam di Desa Kenaman dengan hasil panen sebanyak 5 ton perhektare dan Kecamatan Kembayan di Desa Tunggal Bhakti dengan hasil panen sebanyak 5,6 ton per hektare.

“Kita berharap kepada pihak FAO agar bisa dilaksanakan selama 2 sampai 3 tahun kedepan, karena kami tahu bahwa pada bulan Agustus 2019 yang lalu dimulai dengan rapat koordinasi antara petugas, penyuluh dan kelompok tani. Sehingga kegiatan ini dapat dimulai pada bulan oktober yang lalu dan hari ini kita panen perdana untuk padi organik di Desa Tunggal Bhakti,” ujar Jhon Hendri.

Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Dony Saiful Bahri mengatakan sangat mendukung program tanam padi organik tersebut. Menurutnya, Kabupaten Sanggau merupakan salah satu tiga besar penghasil beras yang ada di Kalimantan Barat. Pihaknya menyatakan siap memberikan bantuan benih, baik itu padi imbrida, hibrida dan padi lahan kering.

“Begitu juga untuk jagung, berapa pun yang dibutuhkan kita siap membantu, asalkan proposalnya siap, kelompok taninya siap dan CPCL sekarang juga harus dilengkapi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK),” tegasnya.

Wakil Kepala Perwakilan FAO Indonesia, Ageng Herianto menyatakan, Piaknya sangat mendukung program beras organik tersebut.

“Kenapa kita mendorong betul program beras organik, karena Indonesia memerlukan pangan yang sehat. Beras organik tersebut kalau bisa kita jual keluar, tetapi sekaligus mari kita konsumsi bersama,” katanya.

Ageng Herianto mengatakan, pihaknya juga telah melakukan konsultasi dengan pihak internasional konsultan.

Bahkan, sambungnya, pihak internasional konsultan sudah datang dan melihat bahwa di Desa Tunggal Bhakti cocok untuk pertanian organik.

“Perlu juga disampaikan bahwa soal pertanian organik bukan hanya soal menanam, akan tetapi juga soal memproses, yang ada disini RMU nya sudah memenuhi persyaratan untuk bisa menghasilkan produk organik dan ini tinggal disempurnakan,” jelasnya.

Libertus I Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *