banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

MMC Sebagai Wadah Pejuang Lingkungan Hidup di Era Kekinian

Raja Fajar Azansyah, Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC).
banner 120x600

Memaknai nilai-nilai kepahlawanan saat ini tidak harus dengan mengangkat senjata dan turun di medan perang. Namun, dengan menjaga keutuhan Negara dan Bangsa  itulah salah satu cara kita menghargai atas nilai perjuangan yang disematkan pahlawan kita.

Nilai kepahlawanan ini dikemukakan oleh Hook (1997), seseorang yang menemukan masalah atau dihadapkan oleh peristiwa yang memiliki konsekuensi yang mendalam jika ia tidak bertindak sesuai dengan apa yang dilakukannya.

Lantas apa kolerasinya dengan kita memaknai sebentuk perjuangan dan sebentuk nilai-nilai kepahlawanan di masa perjuangan dulu pada era kekinian.

Volunteers mendapatkan edukasi di base camp Mempawah Mangrove Conservation (MMC).

triggernetmedia.com – Sudah lebih dari sewindu terakhir, Raja Fajar Azansyah (41) mengabdikan diri sebagai pekerja senyap dalam memulihkan ekosistem di wilayah pesisir Kabupaten Mempawah. Salah satu ASN di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mempawah sejak tahun 2012 itu kini mengemban amanah sebagai salah satu Kepala Bidang di Disdipora Kabupaten Mempawah.

Bermula dari keprihatinannya terhadap kelangsungan abrasi pantai yang semakin mengikis garis pantai Desa Pasir, di Kecamatan Mempawah Hilir. Kondisi itu tentu saja dapat mengancam kelangsungan hidup masyarakat desa.

Kerusakan alam, kekhawatiran potensi banjir saat hujan dan pasang air laut. Nelayan dan ekosistem bibir pantai yang boleh jadi semakin menyusut dari sisi sumberdaya manusia dan alamnya, yang dimungkinkan semakin punah dari habitatnya.

Kira-kira kondisi inilah yang dapat digambarkan oleh Raja Fajar Azansyah pegiat lingkungan, yang konsisten melanjutkan perjuangannya di base camp Mempawah Mangrove Conservation (MMC) di Jalan Gusti Sulung Lelanang, Desa Pasir, Mempawah Hilir.

Berikut bincang-bincang khusus triggernetmedia.com bersama Raja Fajar Azansyah, Ketua Mempawah Mangrove Conservation (MMC), salah satu pejuang lingkungan hidup di Kalimantan Barat.

Landscape hasil penghijauan wilayah pesisir di Kabupaten Mempawah oleh MMC.

Sudah berapa lama Anda berjuang di MMC?

“Saya mulai ini semua senjak 18 Desember 2011, bersama keluarga besar MMC kita melakukan kegiatan konservasi mangrove dan edukasi lingkungan hidup,”.

Apa yg mendasari Anda fokus pada kawasan pesisir dan melakukan penghijauan, ada sebenarnya dengan kondisi pesisir wilayah Kab Mempawah?

“Secara umum Kabupaten Mempawah memiliki garis pantai sepanjang lebih kurang 89 kilometer, dan sepanjang itu pula wilayah pesisir telah mengalami abrasi. Sampai hari ini, jujur saja masih ada wilayah pesisir Kabupaten Mempawah terpapar abrasi. Hal ini merupakan alasan pertama mengapa selama ini kami di MMC melakukan kegiatan penanaman mangrove di beberapa desa. Tujuannya tidak lain guna menghijaukan kembali wilayah pesisir dan juga melindungi pesisir dari ancaman abrasi,”.

Destinasi baru yang dikembangkan Mempawah Mangrove Conservation (MMC) di Kabupaten Mempawah.

Bagaimana Anda memulai ini semua, apa saja tantangan dan suka suka yang dialami. Apa yang membuat Anda jalan terus dan konsisten s/d saat ini mengokohkan MMP dengan aksinya, apa sebenarnya yg menjadi motivasi kalian?

“Hutan mangrove di Kabupaten Mempawah dan beberapa desa, seperti Desa Pasir merupakan perjuangan MMP yang dimulai dari nol. Dulunya merupakan pantai yang terdampak abrasi parah. Sekarang sudah menghijau kembali,”.

“Tantangan diawal dulu bisa dikatakan tidak banyak orang yang mau membantu. Mereka umumnya menganggap pekerjaan ini hanya pekerjaan yang mubazir. Menurut mereka sederhana saja, bahwa mangrove dapat tumbuh sendiri. Kita tidak menampikkan pendapat mereka, karena hal itu memang benar. Tapi menurut kami pertumbuhannya akan lambat jika tidak ada campur tangan manusia,”.

“Kemudian, yang membuat kami konsisten terus bergerak dikarenakan seiring waktu berjalan, apa yang telah dilakukan yang selama ini menurut sebagian orang tidak ada manfaatnya, ternyata melihatkan hasil nyata, mulai banyak volunteers dari kalangan anak muda dan berbagai pihak yang ikut mensupport. Ini mungkin karena memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir sebagai pusat edukasi dan rekreasi, tidak hanya untuk wilayah Kabupaten Mempawah, tapi juga Kalimantan Barat. Tentu saja saat ini semakin banyaklah orang-orang bagaimana mereka mengapresiasi keberadaan MMC, dan itu kita sadari karena mungkin MMC telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi mereka,”.

Pengunjung  dari luar Kota Mempawah berwisata ria ke Kawasan Mangrove MMC di kawasan pesisir Desa Pasir.

Dalam perjalanannya s/d sekarang ini, pernahkah Anda merasa dicemoohkan orang diluar sana, terkait apa yg anda lakukan selama ini di MMC dan apa yang telah anda dan kawan-kawan perjuangkan?

“Banyak sekali, pada kisaran waktu 2011 – 2015 dulu, adalah pendapat-pendapat negatif, dan itu sebagai “cambuk” untuk kami semua untuk dapat memerlihatkan kepada mereka, bahwa apa yg kami lakukan ini tujuannya merupakan hal yang positif untuk memberikan manfaat bagi kehidupan kita semua,”.

“Banyak yang mencemooh. Namun dibalik hal itu justru sebenarnya semakin lebih banyak pula yg mendukung,”.

Lantas apa saja pendapat mereka, dan bagaimana Anda dkk MMC menyikapinya?
Kemudian bagaimana sebenarnya daya dukung stakeholder?

“Sampai hari ini, kami banyak sekali mendapat dukungan, baik dari segi pendanaan maupun moril dan bekerja sama dengan berbagai pihak,”.

Ritual MMC doa bersama sebelum melakukan aksi penghijauan mangrove di bibir pantai bersama komunitas pegiat lingkungan hidup.

Adakah pengalaman yang paling berkesan sejauh ini bagi MMC dkk dari jerih payah yang sudah kalian lakukan?

“Alhamdulillah Saya belum lama ini masuk sebagai penerima nominator Kalpataru 2019 bersama 11 org lainnya, yakni penerima kalpataru 10 orang, klu tidak salah total calon penerima ada 21 org pada tahun 2019 ini. Jujur saja walaupun ini bukan tujuan dasar dari apa yang telah kita lakukan sejak 2011 lalu. Pun kami menyadari, mungkin inilah salah satu cara Tuhan dan mereka diluar sana menghargai jerih payah dan keberhasilan kami di MMC. Dan penghargaan Kalpataruh ini kita dedikasikan untuk saya pribadi, untuk keluarga besar MMC dan tentunya untuk kita semua yang terlibat aktif bersama kami dalam kegiatan MMC dan MMP,”.

Bagaimana Anda dkk di MMC mengurai masalah dan solusi jika terjadi silang pendapat dan problem di lapangan terkait program kerja?

“Komunikasi merupakan dan musyarawah mufakat, cara efektif untuk menyelesaikan dan memutuskan permasalahan dan yang akan dilakukan,”.

Volunteers menikmati  indahnya panorama  dan lestarinya mangrove MMC diatas bibir pantai di Desa Pasir, Mempawah Hilir.

Seperti apa ekspektasi Anda dkk di MMC sampei saat ini, apakah cukup puas dengan apa yang diperjuangkan atau sebaliknya?

“Setiap pekerjaan ada kekurangan dan kelebihan, bergantung siapa yg menilai. Kalau Saya dan kawan-kawan di MMC dan MMP sampai saat ini boleh jadi sangat puas dengan apa yang telah kami lakukan. Namun ada target besar yang akan kami laksanakan bersama-sama, yaitu terus melakukan penanaman mangrove dan penghijauan pesisir pantai. Kita sekarang justru berniat untuk mendekatkan kembali daratan dan pulau Penibung. ini mimpi besar kita di MMC dan MMP,”.

Seperti apa analisis visi Anda dkk di MMC kedepannya, mengingat potensi SDA, kearifan lokal dan geliat masyarakat pesisir dihadapkan dengan pembangunan Pelabuhan internasional Kijing dan Pengembangan Kawasa Ekonomi Khusus, mengingat wilayah pesisir di Kabupaten Mempawah yg mungkin ikut terdampak? Apa harapan dan optimisme Anda dkk MMC menyikapi kondisi ini?

“Harapan kami, pembangunan tetap mengedepankan keseimbangan lingkungan agar dapat berjalan bersama. Walaupun ada konsekwensi dan akan terdampak terhadap wilayah pesisir. Kami tetap harus mendukung kegiatan dimaksud dan juga memberikan masukan-masukan kepada pemerintah daerah agar lingkungan tetap menjadi perhatian kita bersama,”.

Siapa saja yg menimba ilmu dan merasakan manfaat dari jerih payah Anda dkk di MMC sejauh ini?

“Banyak pihak tentunya, mulai dari kalangan umum, mahasiswa, pelajar dan sudah banyak pihak pastinya,”.

Bagaimana atensi Kementerian/Lembaga/Pemda dsb?

“Saat ini, Pemerintah daerah, Kementrian melalui instansi vertikalnya di Provinsi Kalbar sudah bekerja sama dengan MMC – MMP. Salu,”.

Capaian/keberhasilan apa saja yg bisa dibilang menjadi klaim dari jerih payah Anda dkk di MMC – MMP?

Mengkampanyekan #savemangrove

Raja Fajar Azansyah melakukan pendampingan dan edukasi terhadap volunteer (murid-murid SD) yang berkunjung ke base camp MMC.

Harapan Anda dkk di MMC tentang pentingnya melestarikan wilayah pesisir dengan penghijauan mangrove?

“Semangat kami dapat menjadi inspirasi dan menular keseluruh kalimantan Barat dan nusantara juga dunia pastinya,”.

Tentang implementasi visi dan misi, yang dilandasi dengan konsistensi dan komitmen telah mengantarkan Anda dkk di MMC sebagai pejuang-pejuang penting dalam mengamankan juga mengembangkan kawasan pesisir Mempawah lestari dan hijau dengan mangrove, pendapat Anda?

“Mereka yang berjuang tanpa pamrih tentu sangat menghargai tentang hal yang diperjuangkan dengan segala bentuk pengorbanannya, tentu dapat memaknai dan menghargai jerih payah pejuang. Sederhana saja. Motivasi kami di MMC, bagaimana seharusnya menaklukkan ego sentri, fokus, jalan terus dengan untuk capaian itikad yang baik, pengorbanan, itulah yang akan semakin menumbuhkan kepedulian dan kecintaan kita berjuang membenahi lingkungan hidup sesuai kemampuan kami. Semoga semakin memberi manfaat bagi semua. Begitulah cara kami menumbuhkan kepekaan dan konsistensi melanjutkan visi perjuangan di bidang lingkungan hidup”.

Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *