triggernetmedia.com, Pontianak – Menteri UMKM Maman Abdurrahman tengah menjadi sorotan publik setelah beredarnya surat dari Kementerian UMKM yang meminta dukungan sejumlah perwakilan diplomatik RI di Eropa untuk istrinya, Agustina Hastarini. Surat itu terkait agenda “Misi Budaya” yang digelar antara 30 Juni hingga 14 Juli 2025.
Merespons polemik tersebut, Maman mengambil langkah tak biasa: mendatangi Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Jumat (4/7). Ia menegaskan bahwa kehadirannya adalah bentuk pertanggungjawaban moral dan upaya menjaga nama baik keluarganya.
“Hadirnya saya di KPK dalam rangka ijtihad saya untuk menjaga kehormatan dan nama baik keluarga saya,” ujar Maman kepada media usai bertemu Deputi Informasi dan Data KPK, Eko Marjono.
Tegas Bela Istri
Maman mengaku geram dengan tudingan-tudingan terhadap istrinya, yang disebut meminta fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Ia menegaskan bahwa perjalanan sang istri ke Eropa dilakukan untuk mendampingi anak mereka yang mengikuti festival budaya internasional, dan semua biaya ditanggung pribadi.
“Bagi saya, tidak ada gunanya saya sebagai menteri kalau saya tidak bisa menjaga kehormatan istri saya sendiri, dan menjadi teladan bagi anak saya,” tegas Maman.
Ia juga meminta agar polemik surat tersebut segera dihentikan, mengingat klarifikasi sudah diberikan dan dokumen pendukung telah diserahkan ke KPK.
“Tolong sudahi polemik ini. Oke?”
Maman tiba di KPK sekitar pukul 15.05 WIB dengan mobil dinas berpelat RI 27, dan meninggalkan lokasi sekitar pukul 16.02 WIB. Ia menyebut langkah ini sebagai inisiatif pribadi, bukan panggilan atau desakan pihak mana pun.
Siapa Maman Abdurrahman?
Maman Abdurrahman adalah politikus senior Partai Golkar yang kini dipercaya Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penunjukan ini dinilai strategis mengingat UMKM merupakan pilar penting dalam menopang perekonomian nasional.
Lahir di Pontianak, Kalimantan Barat pada 10 September 1980, Maman tumbuh besar di dua kota dan dikenal sebagai figur vokal, loyal, serta aktif mendorong reformasi kebijakan publik terutama terkait sektor ekonomi kerakyatan.