triggernetmedia.com, Kapuas Hulu – Rumah Betang So Ingko Banua di Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan, akhirnya diresmikan Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan, pada Kamis (3/7/2025), setelah melalui proses pembangunan panjang selama hampir lima tahun. Peresmian ini juga dirangkaikan dengan upacara adat Mamasi So, pemberkatan salib Yubelium, dan peresmian taman doa peziarahan Pengharapan Banuaka oleh Uskup Keuskupan Sintang, Mgr. Samuel Oton Sidin.
Ketua Panitia, RA Sungkalang, menyebut betang ini menjadi rumah betang kelima yang dibangun di lokasi tersebut, menggantikan rumah betang sebelumnya yang rusak akibat longsor dan kebakaran.
“Betang ini memiliki 62 bilik dan dibangun sejak 13 Agustus 2020. Setelah empat tahun lebih, akhirnya hari ini bisa diresmikan. Kami tidak menyangka antusiasme masyarakat begitu besar,” ujarnya.
Rangkaian peresmian disemarakkan dengan prosesi adat dan kegiatan keagamaan, seperti pemberkatan salib bilik, salib Yubelium, dan taman doa yang diharapkan menjadi pusat ziarah dan refleksi spiritual warga.
Mgr. Samuel menekankan bahwa rumah betang tak hanya menjadi simbol kebersamaan orang Dayak, tetapi juga integrasi antara budaya dan iman.
“Di sini terbangun kesatuan hidup rohani dan budaya. Rumah betang ini bahkan menjadi yang terpanjang di Kapuas Hulu. Mari jaga warisan ini bersama-sama,” ajaknya.
Sementara itu, Bupati Fransiskus Diaan mengapresiasi semangat gotong royong masyarakat dalam mewujudkan pembangunan rumah betang tersebut.
“Rumah betang adalah identitas kita. Mari rawat dan lindungi dari ancaman seperti kebakaran. Jangan sampai musibah seperti yang menimpa cagar budaya kita terulang lagi,” tegasnya.
Fransiskus juga menekankan pentingnya melestarikan adat Mamasi So sebagai bagian dari warisan leluhur yang harus dikenal oleh generasi muda.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Kapuas Hulu Yanto SP, Anggota DPRD Antonius Thambun, Kapolres Kapuas Hulu AKBP Roberto Aprianto Uda, para kepala OPD, tokoh adat, dan perwakilan organisasi masyarakat Dayak.