banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Ketegangan AS-China

Ilustrasi harga minyak dunia [Shutterstock]
banner 120x600

triggernetmedia.com – Harga minyak dunia menguat tipis pada perdagangan akhir pekan lalu didukung oleh data perekonomian Eropa. Meski menguat, harga tersebut terbatas seiring ketegangan antara AS dan China yang meningkat.

Mengutip CNBC, Senin (27/7/2020) minyak Brent naik 3 sen ke harga 43,34 dolar AS per barel, sedangkan harga minyak WTI naik 22 sen ke level 41,29 dolar AS per barel.

Sebelumnya, China memerintah AS tutup konsulatnya di kota Chengdu. Tindakan China ini sebagai balasan terhadap USA yang telah menutup konsulat China di Houston.

Ketegangan baru AS dan China sebagai konsumen minyak terbesar dunia memicu kekhawatiran tentang demand minyak yang sudah menghadapi tantangan termasuk meningkatnya kasus corona di AS.

Pandemi yang bangkit kembali telah menggelapkan prospek ekonomi AS. Beberapa negara telah menerapkan kembali kebijakan pembatasan karantina sehingga diperkirakan mengurangi konsumsi bahan bakar.

Selain itu, jumlah orang AS yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran mencapai 1,416 juta per pekan lalu. Angka ini secara tak terduga naik untuk pertama kalinya dalam 4 bulan terakhir.

Harga minyak berpotensi terkoreksi jangka pendek jika pemulihan permintaan BBM melambat terus terutama di USA, kata Tim Analis Barclays Commodities Research.

Namun Barclays memperkirakan surplus minyak tahun 2020 turun jadi rata-rata 2,5 juta barel per hari dari estimasi sebelumnya 3,5 juta barel per hari.

Data Baker Hughes Co menunjukkan di AS, jumlah rig turun ke level terendah sepanjang masa hingga sebanyak 251 per 24 Juli. Hitungan rig merupakan indikator awal output di masa depan.

Penguatan harga minyak seiring data aktivitas bisnis zona Eropa tumbuh di periode Juli untuk pertama kali sejak pandemi corona.

Aktivitas ini terlihat pada indeks PMI yang bergerak naik tipis. Indeks PMI dipandang sebagai indikator yang baik untuk kesehatan ekonomi zona Eropa tersebut.

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *