triggernetmedia.com – Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia terus menurun sejak akhir 2024 sebagai upaya menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyampaikan pada akhir 2024, cadangan devisa sebesar 155,7 miliar dolar AS turun menjadi 148,7 miliar dolar AS. Penurunan ini sebagian besar digunakan untuk stabilisasi Rupiah melalui intervensi di pasar spot dan non-delivery forward.
“Intervensi ini bertujuan menjaga nilai tukar Rupiah tetap stabil. Meskipun cadangan devisa berkurang, sistem perbankan secara keseluruhan tetap kuat,” kata Perry, dikutip dari akun YouTube Komisi XI DPR, Jumat (14/11/2025).
Pada akhir Oktober 2025, cadangan devisa Indonesia tercatat 149,9 miliar dolar AS, meningkat dibanding September sebesar 148,7 miliar dolar AS, terutama akibat penerbitan global bond pemerintah dan penerimaan pajak. Posisi cadangan devisa ini setara dengan pembiayaan 6,2 bulan impor atau 6 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri, jauh di atas standar internasional sekitar 3 bulan impor.
Perry menegaskan, BI bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus mendorong kredit sektor riil, menjaga perekonomian tetap sehat, dan memastikan stabilitas moneter terjaga.
Ke depan, BI optimistis cadangan devisa akan tetap mendukung ketahanan eksternal Indonesia, seiring prospek ekspor yang kuat dan arus masuk investasi asing yang diperkirakan berlanjut.
“Dukungan investor tetap tinggi karena prospek ekonomi domestik yang positif dan imbal hasil investasi yang menarik,” ujar Perry.




