triggernetmedia.com – Sebanyak 56 kabupaten/kota di Indonesia berkumpul di Kota Yogyakarta untuk menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) XI Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2025. Kegiatan ini mengusung tema “Resiliensi Kawasan Cagar Budaya Guna Mendorong Pemberdayaan Masyarakat Berkelanjutan” dan berlangsung pada 5–9 Agustus 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menorehkan pesan pada selembar kertas bergambar telapak tangannya, yang berbunyi: “Warisan Budaya di Setiap Kota akan Memberikan Rasa, Roh Kota di Setiap Aktivitasnya dan Mewarnai Kehidupan Warganya untuk Meraih Mimpi.”
Edi menyampaikan bahwa Rakernas JKPI merupakan momentum strategis untuk memperkuat komitmen daerah dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya, baik yang bersifat benda maupun tak benda.
“Peradaban budaya harus terus kita lestarikan. Di Pontianak, kita memiliki berbagai situs bersejarah seperti Tugu Khatulistiwa, Keraton Kadriyah, kawasan Makam Kesultanan, gereja katedral, sekolah-sekolah tua, Kantor Wali Kota, hingga Kantor Pos yang sarat nilai sejarah,” ujarnya usai menghadiri Rakernas JKPI, Rabu (6/8/2025).
Tak hanya bangunan bersejarah, Edi juga menyoroti pentingnya pelestarian kawasan heritage seperti Pasar Tengah, serta penguatan kearifan lokal yang telah mengakar sejak berdirinya Kota Pontianak. Menurutnya, nilai-nilai budaya dan keberagaman menjadi inspirasi dalam membentuk karakter kota yang arif dan toleran.
“Kota Pontianak adalah kota yang heterogen. Maka, kita perlu terus mendorong sinergi antarwarga untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Nilai-nilai keberadaban ini menjadi bekal dalam mewujudkan kota yang sejahtera,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa pelestarian budaya perlu didukung oleh pembangunan infrastruktur yang memadai, termasuk penyediaan ruang terbuka hijau.
“Pembangunan fisik harus berjalan seiring dengan pembangunan sosial dan budaya agar tercipta masyarakat yang berdaya dan lingkungan yang berkelanjutan,” tuturnya.
Rakernas JKPI bertujuan untuk membahas dan merumuskan langkah-langkah strategis dalam pelestarian serta pengembangan warisan budaya, sejarah, dan keunikan tiap kota pusaka.
“Rakernas JKPI menjadi wadah bagi peserta untuk berbagi pengalaman, ide, dan inovasi dalam upaya mempromosikan serta melestarikan identitas kota pusaka,” ujar Edi.
Ia menambahkan, forum tersebut juga membahas berbagai hal, mulai dari pengembangan pariwisata berkelanjutan, pemeliharaan situs bersejarah, revitalisasi kawasan kota pusaka, hingga kolaborasi antarkota dalam membangun kesadaran publik terhadap kekayaan warisan budaya.
“Karena itu, pengembangan kota harus memperhatikan keberadaan cagar budaya dan menjadikannya bagian penting dalam kebijakan pemerintah daerah,” tegasnya.
Edi mencontohkan langkah revitalisasi yang telah dilakukan di Pontianak, seperti Kawasan Makam Kesultanan Pontianak di Batu Layang, Pontianak Utara.
“Kita terus berupaya merevitalisasi kawasan Cagar Budaya yang ada di Kota Pontianak,” pungkasnya.
Sebagai informasi, JKPI merupakan organisasi yang dibentuk untuk mendorong kerja sama antar kabupaten/kota yang memiliki pusaka alam dan budaya, agar dapat dilestarikan secara berkelanjutan.