triggernetmedia.com – Dunia olahraga Kalimantan Barat tengah diliputi duka cita seiring berita meninggalnya Maryani Hasan Binti Mustafa, ibu dari atlet karate berbakat, Nurmala.
Nurmala sendiri saat ini tengah berjuang dalam proses seleksi Pra PON di Kalimantan Selatan, namun ia menerima kabar sedih tersebut di tengah-tengah perjalanan kompetisinya sendiri.
Di tengah upayanya meraih kesempatan emas dalam ajang bergengsi ini, Nurmala mengambil keputusan yang menyentuh hati untuk sejenak kembali ke kampung halamannya di Kalimantan Barat guna menghadiri pemakaman ibunya.
Kemarin, Nurmala tiba di Kalbar untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang ibu. Dalam suasana haru, keluarga dan sahabat-sahabat terdekat berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhumah.
Setelah proses pemakaman selesai, Nurmala berangkat kembali menuju Kalimantan Selatan pada Rabu pagi untuk melanjutkan partisipasinya dalam Pra PON.
Karolin Margret Natasa, Ketua Federasi Olahraga Karate Indonesia (FORKI) Kalimantan Barat, turut memberikan dukungan dan ucapan belasungkawa kepada Nurmala dan keluarganya.
Mengenal Nurmala sebagai atlet yang penuh dedikasi, Karolin hadir di rumah duka untuk memberikan kata-kata semangat dan harapan bahwa Nurmala dapat melanjutkan perjuangannya di dunia karate.
“Sebelum Nurmala berangkat, ibunya sedang dirawat di ICU Soedarso dan saya sempat bertanya apakah benar dia ingin tetap berkompetisi. Namun, Nurmala menegaskan tekadnya untuk tetap berpartisipasi demi mengharumkan nama ibunya yang sedang sakit, dan berupaya memberikan yang terbaik dalam Pra PON,” ungkap Karolin.
Namun, takdir memiliki rencana lain. Di tengah proses Pra PON, ibunda Nurmala yang telah dirawat selama 11 hari di ruang ICU berpulang, memberikan pukulan berat bagi Nurmala.
“Kami juga sangat terpukul mendengar kabar ini, tetapi kami juga paham akan tekad dan semangat besar Nurmala dalam dunia karate. Semoga duka ini bisa menjadi motivasi baginya untuk menghormati perjuangan sang ibu yang kini telah berpulang,” ujar Karolin dengan suara lembut.
Nurmala sendiri terlihat tegar meski dalam keadaan berduka. Ia mengungkapkan bahwa ibunya selalu menjadi sumber inspirasi dan dukungan sepanjang perjalanan kariernya sebagai atlet karate.
Meskipun dalam situasi sulit ini, Nurmala bertekad untuk melanjutkan kompetisinya dalam Pra PON sebagai penghormatan terakhir kepada sang ibu.



