banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Wilayah Kapuas Hulu Terdampak Gempabumi Dalam di Laut Jawa Utara Madura

BMKG
banner 120x600

triggernetmedia.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu menyatakan telah terjadi getaran pada permukaan tanah yg mengakibatkan rumah-rumah penduduk serasa bergetar dan menimbulkan keresahan warga pada, Kamis (6/2). Kejadian tersebut berlangsung kurang lebih 15 s/d 25 detik,peristiwa itu erjadi di Desa Tanjung, Desa Tanjung Harapan, Desa Nanga Suhaid dan Desa Madang Permai sekira pukul 01.15 wib.

Dari peristiwa Pihak BPBD Kabupaten Kapuas Hulu menyebut, tidak ada korban jiwa dan kerugian harta benda.

Sementara itu, analisis BMKG Pontianak, Kalimantan Barat mengindikasikan tidak ada signal gempa bumi di sekitar wilayah kejadian pada waktu tersebut. Sensor pendeteksi gempa bumi yang terdekat dengan wilayah Kecamatan Suhaid adalah Sensor gempa bumi yang dipasang di Kabupaten Sintang.

Menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Dr. Daryono, ʺdilihat dari origin time dan faktanya, tidak adanya kejadian gempa bumi tektonik di Kalimantan Barat. Karena itu diyakini peristiwa tersebut adalah dampak gempa bumi dalam di Laut Jawa Utara Madura pada Kamis (6/2) pukul 01.12.34 wib dengan magnitude 6,3, kedalaman 641 KM.

“Salah satu ciri gempa bumi dalam dengan kekuatan signifikan memiliki dampak guncangan dalam spektrum wilayah yang luas. Belum lagi jika wilayah tersebut kondisinya tanah lunak dan tebal. Maka akan terjadi efek tapak lokal atau local site effect. Sehingga memicu terjadinya vibrasi periode panjang atau long periode vibration akibat gempa bumi jauh tersebut,” kata Dr. Daryono, melalui siaran persnya.

Menurutnya, meskipun sumbernya jauh maka dapat terasa kuat goyangannya. Ia menyebut, contoh kasus vibrasi periode panjang adalah gempa merusak Kota Michoacan Mexico akibat gempa di subduksi 1985 magnitude 8.5 yang sumbernya sejauh 380 KM. Kota ini mengalami kerusakan karena berada diatas rawa purba yg tanahnya lunak.

“Jadi dampak gempa bumi tidak saja akibat jarak dan magnitudo, tapi kondisi tanah setempat juga sangat menentukan. Apalagi kawasan tanah gambut tebal tidak kompak maka akan terdampak,” jelas Dr. Daryono.

Saat ini, sambungnya, BMKG sedang membangun jaringan pendeteksi gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Kalimantan Barat. Kekinian, sudah ada 3 alat Pendeteksi gempa bumi yang aktif dan beroperasi di Kalimantan Barat, yaitu di Kabupaten Sintang dan Kabupaten Ketapang (Nanga Tayap dan Kendawangan).

“Tahun 2020 ini BMKG akan membangun 7 Shelter Broadband Seismograph di Kalimantan Barat, yaitu di Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Melawi, dan Kabupaten Kapuas Hulu sebanyak 2 buah.

“Dengan semakin rapatnya jaringan pendeteksi gempabumi di Kalimantan Barat ini diharapkan informasi getaran atau gempabumi di Kalimantan Barat bisa dideteksi dengan tepat, cepat dan akurat,” katanya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak, Erika Mardiyanti mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Masyarakat diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak yang diakibatkan oleh gempa bumi.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempabumi, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa bumi yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah. Kemudian, pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” imbaunya.

Rilis

Sumber:BMKG Pontianak
http://kalbar.bmkg.go.id

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *