banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Forum Antar Desa di Sub Bagian Pematang Gadung Terbentuk

Tropenbos Indonesia bersama Muspika turut andil mendukung pembentukan Forum Musyawarah Antar Desa di Sub Pemandangan (Landskap) Pematang Gadung. Ada 4 desa yang terlibat dalam pembentukan forum ini, yaitu Sungai Pelang, Pematang Gadung, Sungai Besar dan Sungai Bakau.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Tropenbos Indonesia menginisiasi pembentukan Forum Musyawarah Antar Desa di Sub Pemandangan (Landskap) Pematang Gadung. Ada 4 desa yang terlibat dalam pembentukan forum ini, yaitu Sungai Pelang, Pematang Gadung, Sungai Besar dan Sungai Bakau.

Forum Musyawarah Antar Desa di Sub Pemandangan (Landskap) Pematang Gadung antar lain untuk mengoptimalkan komunikasi koordinasi tentang peluang, tantangan dan rencana aksi serta identifikasi ide Multi stakeholder platform (MSF) antar desa yang syarat dengan iklim sekitar (climate) sekitar. Pembentukan forum ini mendapat dukung positif dari pihak Muspika Matan Hilir Selatan.

Hendra Gunawan, Fasilitator Tropenbos Indonesia yang juga menjadi inisiator dalam pembentukan forum ini menyatakan, forum ini dibentuk agar mempermudah kerja sama dan kolaborasi para pihak yang ada di wilayah Kecamatan Matan Hilir Selatan.

“Program ini telah mendapat respon dan dukungan dari Muspika Kecamatan Matan Hilir Selatan dan ditanggapi dengan baik oleh pemerintahan desa terkait. Ini kita awali dengan 4 desa dulu mungkin desa lain menyusul. Dalam waktu dekat, di Sub landskap yang lain akan segera kita bentuk juga,” katanya, Jum’at (11/9/2020).

Sebagai informasi, kekinian, Tropenbos Indonesia bahkan mulai melaksanakan kegiatan di bawah payung Program Green Livelihoods Alliance (GLA) dengan lokasi kegiatan di Kabupaten Ketapang dan Kayong Utara, Kalimantan Barat. Merela bekerja sama dengan stakeholder, seperti lembaga pemerintah daerah, sektor swasta, masyarakat lokal dan CSO/LSM lainnya.

Isu utama dalam keterlibatan dan pendampingan Tropenbos, sebut Hendra, adalah terbangunnya penataan ruang yang adil dan berkelanjutan, perlindungan Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT)/High Conservation Value (HCV) di wilayah lanskap produksi (production landscape),terbangunnya perdagangan komoditas sawit yang lebih adil dan berkelanjutan, dan terbangunnya mata pencaharian lestari berbasis masyarakat yang kondusif bagi pelestarian hutan, Termasuk perlindungan tembawang (agroforestry), pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan lainnya serta pertanian berkelanjutan di lahan gambut.

Selain itu mendorong peningkatan akses masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan melalui Program Perhutanan Sosial.

Ia menambahkan, kerja sama antar desa tersebut dimaksudkan untuk mempercepat dan meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Pelaksanaan pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

“Yang berorientasi cerdas iklim dan perlu dilakukan penguatan dalam bentuk pertemuaan dan koordinasi dalam menyamakan persepsi. Dalam mendukung isu penting cerdas iklim yang bisa dimunculkan dalam program desa sebagai harapan kedepan,” katanya menambahkan.

Jhon I Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *