banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Memaknai Kemerdekaan dalam Sudut Pandang Agama Islam

Sebagai ilustrasi: Warga mengikuti lomba panjat pinang kolosal dalam rangka HUT ke-74 Kemerdekaan RI di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta, Sabtu (17/8).
banner 120x600

triggernetmedia.com – Setiap tanggal 17 Agustus selalu dimaknai sebagai momen memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Namun ternyata, makna kemerdekaan juga bisa ditelaah lewat sudut pandang Islam. Dilansir dari Wahdah, kemerdekaan memiliki makna tersendiri bagi umat Islam.

Bahkan, manusia yang diciptakan oleh Allah SWT, telah dianugerahi keistimewaan tersendiri sebagaimana yang disebut lewat Q.S. Al-Isra ayat 70 sebagai berikut:

Wa laqad karramnaa Baniii aadama wa hamalnaahum fil barri walbahri wa razaqnaahum minat taiyibaati wa faddalnaahum ‘alaa kasiirim mimman khalaqnaa tafdiilaa.

Artinya:
Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Selain memiliki ilmu dan akal di antara kemuliaan dan kelebihan manusia, menurut para ahli tafsir, adalah terbebas dari penindasan dan penjajahan.

Dengan kata lain, kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah kunci kemuliaan hidup manusia. Selain itu, manusia disebut akan menjadi mulia bila sudah terbebas dari penjajahan dan penindasan.

Lalu, kemerdekaan apa yang menjadikan manusia sebagai makhluk mulia?

Dalam sebuah atsar (riwayat) yang disebutkan, ketika Rib’I bin Amir radhiyallahu anhu, salah seorang utusan pasukan Islam dalam perang Qadishiyah, ditanya tentang kedatangan Rustum yang merupakan panglima pasukan Persia. Ia menjawab,

“Allah mengutus kami (Rasul) untuk memerdekakan manusia dari penghambaan manusia kepada manusia, menuju penghambaan manusia kepada Rabb manusia, dari sempitnya kehidupan dunia kepada kelapangannya, dari ketidakadilan agama-agama yang ada kepada keadilan Islam.”

Dari riwayat di atas, Islam tidak hanya memandang kemerdekaan dari satu sisi saja, melainkan dari semua sisi, baik dari segi lahiriyah maupun batiniyah.

Selain itu, kemerdekaan yang dimaksud adalah memerdekakan dari kesempitan dunia dan juga ketidakadilan, dengan menuju kelapangan dan keadilan Islam dalam ranah lahiriyah.

Bisa dikatakan, kemerdekaan Indonesia bagi Islam dipandang sempurna bagi umat manusia. Hal ini disebut oleh Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam Syarah Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, beliau bersabda:

“Ubudiyyah (penghambaan) kepada Allah adalah kemerdekaan yang hakiki, (sehingga) orang yang tidak menyembah kepada Allah semata, maka dia adalah hamba (budak) bagi selain Allah.”

Jika manusia masih menjadi budak, tentunya manusia belum disebut merdeka.

 

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *