triggernetmedia.com – Sebanyak 40 orang Anggota Kelompok Tani calon petani Kakao di Kabupaten Landak hadir dalam Temu Wicara. Mereka memenuhi undangan Pemkab Landak melalui dinas terkait yang menghadirkan mitra kerja dari Yayasan Solidaritas Indonesia yang bertekad mengembangkan perkebunan kakao atau coklat di Kabupaten Landak.
Temu Wicara itu berlangsung di gedung pertemuan Hotel Hanura Ngabang, pada Kamis (22/8).
“Ini adalah tindaklanjut Kerjasama kita, yang dilandasi pada Nota Kesepahaman antara Pemerintah Kabupaten Landak dengan Yayasan Solidaridad Indonesia, dan sebenarnya ini sudah ditandatangani bersama pada bulan Mei 2019 lalu,” ungkap
Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Landak, Alpius,S.Sos.,MM.
Menurut Alpius, dilakukannya acara Temu Wicara dengan para petani kakao atau coklat itu merupakan awal kegiatan yang dilaksanakan atas perjanjian kerjasama antara Dinas Perkebunan kabupaten Landak dengan Yayasan Solidaridad Indonesia.
“Kegiatan ini merupakan awal dari kegiatan yang akan dilaksanakan atas perjanjian kerjasama antara Dinas Perkebunan Kabupaten Landak dengan Yayasan Solidaridad Indonesia berkenaan dengan pengembangan komoditas perkebunan berkelanjutan,” kata Alpius.
Alpius membeberkan, bahwa tahun ini Pemda Landak akan memberikan hibah bibit tanaman Kakao unggul kepada 100 petani.
“Tahun ini kita memiliki kegiatan hibah bibit tanaman Kakao unggul untuk 100 orang petani, dan yayasan Solidaridad Indonesia berkenan memfasilitasi kegiatan temu wicara ini sebagai awal dari pendampingan petani,” kata Alpius lagi.
Wakil Bupati Landak Herculanus Heriadi, SE menyatakan mendukung penuh program pengembangan perkebunan kakao di Kabupaten Landak. Menurutnya hal tersebut agar masyarakat tidak terfokus pada satu komoditas perkebunan saja.
“Kami ingin masyarakat di Landak tidak terfokus pada satu komoditas perkebunan saja, kita dapat mengembangkan hasil perkebunan lain yang lebih berpotensi misalnya tanaman kakao ini,” ujarnya.
Heriadi menilai saat ini masyarakat di Kabupaten Landak mayoritas pendapatannya masih bergantung dari sektor perkebunan karet dan kelapa sawit.
Padahal kondisi harga produk olahannya saat ini masih turun dilevel dunia, sehingga mempengaruhi pendapatan masyarakat.
“Karena itu petani tidak boleh hanya bercocok tanam atau membudidayakan satu atau dua komoditi saja, tetapi petani harus dapat memperbanyak sumber pendapatan yang bisa berasal dari komoditi lainnya, seperti kakao, lada, kopi dan lainnya,” sebut Heriadi mencontohkan.
Sementara, Perwakilan Yayasan Solidaridad Indonesia Dr.Ir.I Nyoman Oka Tridjaja yang juga ahli kakao terkemuka di Indonesia berharap para petani di Kabupaten Landak mau kembali berbudidaya kakao.
“Ini adalah komitmen kita bersama untuk memperkuat komoditas kakao di Kabupaten Landak, dan saya harap para petani mau bekerjasama untuk membudidayakan kakao mengingat harga kakao atau coklat yang stabil. Apalagi coklat masih sangat digemari oleh masyarakat,” kata Nyoman.
Kelompok Tani yang hadir terdiri dari 4 kelompok tani, diantaranya Kelompok Tani Dadayu dari Desa Rabak Kecamatan Sengah Temila, Kelompok Tani Sule Barahu dari Desa Tempoak Kecamatan Menjalin, Kelompok Tani Sabantangan dari Desa Tiang Tanjung Kecamatan Mempawah Hulu, dan Kelompok Tani Kuang Bersatu dari Desa Sempatung Lawek Kecamatan Air Besar.
Ariz