triggernetmedia.com – Gabungan Komunitas Pecinta Alam Kalbar melaksanakan Upacara Bendera dan Pembentangan Sabuk Merah Putih sepanjang 74 meter, dan mengibarkan 74 Bendera di Puncak Gunung Sepancong, Desa Cipta Karya, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Sabtu (17/8).
Pembentangan Sabuk tersebut dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-74.
Upacara yang dilaksanakan diatas Bukit Sepancong berketinggian kurang lebih 500 mdpl, diikuti sebanyak 150 orang. Mereka terdiri dari berbagai komunitas yang ada di Kalbar. Diantaranya dari Kota Pontianak, Sambas, Singkawang, Landak Bengkayang, Mempawah.
Ketua KPA Kalbar, Hatari mengatakan, Pembentangan Sabuk tersebut adalah pertama kali dilakukan khususnya di Kabupaten Bengkayang, dan Kalbar umumnya.
Pembentangan sabuk merah putih kata Hata merupakan bentuk kecintaan para komunitas pencinta alam terhadap Ibu Pertiwi. Serta dalam memeriahkan HUT ke-74 RI.
“Mungkin ini merupakan yang pertama kalinya pemasangan sabuk di Kalbar, dan Bengkayang khususnya. Kalau pengibaran bendera di atas bukit atau gunung itu sudah lumrah dilakukan,” ujar Hata.
Selain memeriahkan HUT RI, juga sekaligus mempromosikan destinasi wisata bukit Sepancong, kepada khalayak ramai.
“Dalam moment ini kita juga mengajak kawan-kawan KPA yang ada di Kalbar untuk lebih peduli dengan alam. Tidak sebatas datang dan menikmati nya, namun harus melakukan inovasi bagi Bukit Sepancong sehingga kedepan dapat menarik minat para pendaki dan wisatawan,” ucapannya.
Kata Hata, Bukit Sepancong potensial dalam pengembangan wisata, jika dikelola dengan baik tentu dapat menjadi aset dan sumber pendapatan desa serta daerah. “Bukit Sepancong salah satu bukit yang ada di kabupaten Bengkayang , yang potensial untuk pengembangan pariwisata di kabupaten Bengkayang,” ujarnya.
Namun kata Hata, sejuah ini keterlibatan desa masih kurang dirasakan, KPA berharap kedepan andil baik desa dan pemerintah dapat dirasakan.
” dari sini kita belajar banyak hal, dari alam kita belajar arti kebersamaan yang terlahir dari latar belakang berbeda-beda. Ini kehidupan yang sesungguhnya, belajar humanisme, toleransi, dan rasa kekeluargaan,” ucap pengurus Genpi ini.
“Kita harap setiap insan mampu menghargai perbedaan yang ada. Dengan belajar dengan alam yang ada,” tambahnya.
Hata berharap, tahun kedepannya pembentangan sabuk akan lebih dipersiapkan dengan baik dan jauh hari, seperti bentangan Bendera, dan sabuk yang lebih besar.
“Harapan kedepan persiapan kita lebih matang, meriah, ada inovasi yang baru. Semoga lebih dari ini,” ujarnya.
Pembentangan sabuk dan pengibaran bendera dibingkai dalam kebersamaan. Meski jarak tempuh yang cukup mengurang energi, namun tak menilai sedikit semangat para pendaki yang hendak mengikuti upacara bendahara di Bukit Sepancong.
Dalam moment ini juga dibalut dengan keberagaman, yakni adanya atraki seni, peserta yang memakai baju adat Dayak. Tentu ini menunjukkan nilai kebhinekaan terbangun dengan baik antar komunitas.
“Kita yang berkumpul disini dari berbagai komunitas, latar belakang serta suku dan agama. Namun, diatas bukit inilah kita merajut kembali nilai kebhinekaan kita. Bersatu untuk merah putih,” tegas Hata.
“Apalagi anak pencinta alam kita selalu diajarkan kebersamaan, tak memandang dan membeda-bedakan satu dan yang lainnya, itulah nilai tertinggi sebagai pecinta alam,” tambahnya.
Hata turut menyampaikan agar setiap kita untuk menjaga alam, Indonesia sudah berusia 74 tahun, agar sebagai bangsa yang merdeka bisa memilihara dan dewasa dalam menyikapi keberagaman yang ada. Bahwa satu bangsa itu untuk beragam hidup banyak suku.
Pelaksanaan kegiatan ini kata Hata, tak lepas dari dukungan serta kerjasama para donatur.
“Kegiatan ini bekerjasama dengan Media Suara Pemred Kalbar, Pemdes Via Cipta Karya, KPA Kalbar , Sebalo group, dan Genpi Bengkayang. Terima kasih untuk para donatur,” ucap Hata.
Nar I Ariz