banner 120x600 banner 120x600
Kilas KalbarLipsusPontianak

Suka Duka Teknisi PLN Menjaga Keandalan Listrik

×

Suka Duka Teknisi PLN Menjaga Keandalan Listrik

Sebarkan artikel ini
triggernetmedia.com – Perayaan hari raya Idul Adha dan hari-hari raya keagamaan lainnya merupakan momen penting yang harus didukung dengan keandalan pasokan listrik.
“Menjaga pasokan listrik merupakan komitmen kami dalam melaksanakan tugas, apapun akan kami lakukan untuk memastikan pelanggan dapat menikmati listrik dengan aman dan nyaman,” ungkap Wan Agus Djainudin, Koordinator Layanan Teknik PLN ULP Pontianak Kota.
Menyambut perayaan Idul Adha, kata Wan Agus, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan sebelum dan setelah perayaan. Hal tersebut menurutnya untuk memastikan kondisi pasokan listrik aman.
“Sebagai contoh untuk Masjid Raya Mujahidin misalnya, meski ada genset, kita tetap menyiapkan personil yang stanby di tiap-tiap penyulang. Jika salah satu penyulang terganggu maka aliran listriknya akan segera dipindahkan dari penyulang yang lainnya,” ujarnya.
Wan Agus mengatakan, bahwa setiap gangguan listrik yang mengakibatkan padam harus cepat ditanggulangi agar listrik dapat segera menyala.
Sebagai Koordinator Layanan Teknik dengan Unit layanan terbesar di Kalbar, dirinya menyadari betul pentingnya mengkoordinir 52 orang petugas yang bekerja nonstop dan dibagi dalam 3 shift dibidangnya itu.
“Sebagai petugas layanan teknik, tentu kami harus bisa standby 24 jam. Kadang baru sampai di rumah harus turun ke lapangan lagi jika tiba-tiba ada gangguan listrik,” katanya.
Wan Agus mengungkapkan, gangguan listrik yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah (JTM) 20 kV di kota Pontianak dan sekitarnya lebih dominan disebabkan oleh pohon dan layang-layang. Untuk mengantisi gangguan tersebut pihaknya selalu melakukan koordinasi dengan Dinas dan Aparat terkait, terutama jika ingin melakukan pemangkasan pohon dan tanam tumbuh yang ada dipinggir jalan.
Pria kelahiran kota kembang, Bandung, Jawa Barat yang hobby bermain badminton ini mengaku memiliki pengalaman tugas yang berkesan hingga kini.
Waktu itu kita sedang mengatasi kejadian tiang listrik tumbang karena angin kencang di Jalan Imam Bonjol beberapa waktu yang lalu menjadi  pengalaman yang tak terlupakan. Kejadiannya sekitar jam 9 malam. Cuaca buruk disertai hujan dan angin kencang hingga merobohkan beberapa tiang. Ada 200-an rumah pelanggan yang padam.  Dalam kondisi hujan yang deras itu kami harus segera turun untuk mengamankan lokasi dari jaringan listrik yang ambruk. Seluruh pekerjaan perbaikan kami lakukan hingga selesai pada pukul 2 dini hari, dan pelanggan pun dapat menikmati listrik kembali. Beberapa warga ada yang menemani kami hingga pekerjaan selesai,” tuturnya mengurai pengalaman kerja yang memberikan kesan berarti itu.
Bekerja di PLN sejak tahun 1997, Agus selalu bekerja di bagian layanan teknik, meski harus berpindah ke berbagai unit layanan, dirinya tidak merasa terbebani dengan tugas dan tanggungjawab yang diembannya.
“Satu hal terpenting adalah tetap jaga komitmen dalam melayani, fokus atas apa yang sedang dikerjakan dan utamakan keselamatan kerja, sebab kerja keras kita bukan hanya untuk pelanggan saja namun juga untuk kita dan orang-orang yang kita cintai di rumah,” ujarnya.
Nasir (46) salah seorang warga jalan Imam Bonjol membenarkan cerita Agus. Menurutnya kejadian tiang listrik tumbang pada malam itu cukup mencemaskan warga.
“Untunglah petugas PLN segera datang  mengamankan lokasi kejadian. Mereka bekerja dalam kondisi cuaca yang buruk. Kami sempat khawatir dengan keselamatan mereka, namun sepertinya mereka sangat profesional sekali. Seluruh pekerjaan dapat mereka selesaikan malam itu juga, dan kami pun dapat menikmati listrik kembali, luar biasa,”  ungkap Nasir.
Adalah Muhammad Fazilah Azmi (11), putra keempat Wan Agus Djainudin yang turut mengungkap bagaimana kesehariannya disela rutinitas dan keluarga. Menurutnya,  sang ayah terkadang hanya sempat makan sebentar di rumah, kemudian bergegas pergi jika ada informasi gangguan listrik di suatu lokasi.
“Dimanapun papa berada selalu ada radio komunikasi disaku bajunya,” cerita Azmi.
Hendra | Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *