triggernetmedia.com – Direktur Suar Institute Melawi, Sukartaji mengungkapkan sejak mulai beroperasi usaha diawal tahun 2019, masyarakat Sebaju sudah memproduksi sekitar 500 botol sirup Asam Maram dengan kemasan botol 250 mililiter.
“Harga Perbotolnya dijual 15ribu rupia. Alhamdulillah sudah laku terjual sekitar 500 botol. Antusiasme pembeli juga sangat tinggi akan produk olahan masyarakat Sebaju ini,” jelasnya.
Sekartaji mengatakan pihaknya menargetkan dalam sebulan dapat mengolah sebanyak 100 kilogram buah asam maram. Dari 100 kilogram bahan baku buah Asam Maram, ratta-rata menghasilkan sekitar 300 liter indukan asam maram,” kata dia.
Dalam pengolahan produksi pembuatan sirup Asam Maram, sebagian besar dikerjakan oleh ibu ibu di Dusun Sebaju dengan tetap mengutamakan standarisasi produksi yang sudah disepakati bersama.
Pembiayaan produksi dan jaringan pemasaran di dukung oleh Dompet Dhuafa. Sedangkan untuk kegiatan home industri pengolahan HHBK dipusaykan di Dusun Sebaju, Desa Kebubu.
Sukartaji menyebut ketersediaan bahan baku buah Asam Maram di hutan adat Rasau Sebaju cukup banyak. Ketersediaannya buah Asam Maram itu berdasarkan studi Suar Institute.
“Di prediksi 10 persen dari kawasan hutan adat Rasau Sebaju atau sekitar 20 hektar ditumbuhi dengan tanaman buah asam maram, dimana 1 hektarnya mampu menghasilkan sebanyak 10 kilogram buah Asam Maram,” kata dia.
Hingga kini, diperkirakan setiap satu hektar hutan adat di Rasau Sebaju terdapat 1000 tanaman buah Asam Maram. Ptensi tersebut diasumsikan tiap 20 hektarnya menghasilkan 2 ton Adam Maram pertahun.
Pewarta : Dea
Editor : Ariz