banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600
HeadlineKilas Kalbar

Curah hujan rendah berpotensi memunculkan titik panas

×

Curah hujan rendah berpotensi memunculkan titik panas

Sebarkan artikel ini

triggernetmedia.com – Analisis curah hujan di wilayah Kalimantan Barat pada dasarian I (tanggal 1-10) Juli 2019 secara umum terjadi hujan kategori Rendah hingga Menengah dengan curah hujan berkisar antara 21-100 mm/dasarian.

“Sifat hujan pada dasarian I Juli 2019 secara umum termasuk dalam kategori Bawah Normal hingga Normal,” kata Kepala Staklim BMKG Mempawah, Syafrinal, Kamis.

Monitoring hari tanpa hujan di Kalimantan Barat, menurutnya secara umum terpantau berada dalam kategori sangat pendek (1-5 hari) hingga kategori pendek (6-10 hari).

“Prakiraan hari tanpa hujan kategori panjang 31-60 hari terjadi di Kabupaten Bengkayang di wilayah Sei. Duri,” ujar Syafrinal.

Ia menyebut, analisis musim kemarau ZOM 265 di Ketapang bagian selatan, berdasarkan data curah hujan pada 2 dasarian terakhir terpantau dibawah 50 mm/dasarian.

“Jika data curah hujan dasarian II tanggal 11-20 Juli 2019 di wilayah tersebut kurang dari 50 mm/dasarian, maka dinyatakan masuk musim kemarau,” jelasnya.

Kondisi indeks Nino 3.4, kata dia, terpantau sebesar +0.63 berada pada fase El Nino lemah. Kemudian Indeks Dipole Mode terpantau sebesar +0.27 berada pada kondisi Dipole Mode Netral.

suhu permukaan laut di sekitar wilayah Kalimantan Barat secara umum menunjukan nilai anomali berkisar antara -0.6 hingga +0.3.

Berdasarkan analisis Staklim BMKG Mempawah itu, secara umum curah hujan di wilayah Kalimantan Barat pada dasarian II tanggal 11-20 Juli 2019 diprakirakan berkisar antara 10-70 mm/dasarian.

“Dmana curah hujan Kalimantan Barat wilayah hulu diprakirakan yang lebih tinggi dibanding curah hujan di wilayah pesisir. Distribusi curah hujan diprakirakan masih terjadi jeda hujan pada pertengahan sampai akhir dasarian II Juli 2019,” kata Syafrinal.

Dampak berkurangnya curah hujan, masyarakat diimbau waspada dan mengantisipasi potensi munculnya titik panas dan berkurangnya ketersediaan air.

Demikian prospek iklim dasarian provinsi Kalimantan Barat, sekiranya informasi ini dapat bermanfaat bagi Mitra Iklim Kalbar seiring kian pentingnya informasi iklim bagi sektor kehidupan masyarakat.

(AZ).

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *