BENGKAYANG (triggernetmedia.com) – Pabrik Perkebunan Kelapa Sawit PT. Wawasan Kebun Nusantara PMKS Sungai Kumbah, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang yang ditutup secara adat Dayak oleh petani (5/1) lalu, kini sudah dibuka kembali secara adat Dayak oleh Dewan Adat Dayak Kecamatan Seluas, Selasa kemarin.
Pembukaan pagar pabrik itu atas kesepakatan bersama, antara petani dengan pihak DO, dan komersil, dalam sebuah perjanjian yang telah ditandatangani bersama.
Dalam kesepakatan tersebut, pagar akan dibuka dan boleh beroperasi apabila Tandan Buah Segar (TBS) petani dibayarkan sesuai dengan ketetapan dan perjanjian.
“Pembukaan pagar PKS PT. WKN kemarin atas hasil musyawarah petani sawit, perusahaan, DAD Seluas dan Camat Seluas,” kata Ketua DAD Kecamatan Seluas, Gustian Andiwinata, Rabu (9/1).
Pembukaan pagar kemarin, kata Gustian menghasilkan beberapa kesepakatan, diantaranya pembayaran TBS petani yang tidak boleh lama untuk dibayarkan, atau dibayar dua minggu dari sekarang setelah penjualan.
“Kedua, tidak ada penolokan terhadap buah petani lokal,” ujar Gustian.
Atas kesepakatan itu, selanjutnya PKS WKN memprioritaskan ring 1 di Kecamatan Jagoi Babang dan Kecamatan Seluas dengan pemegang DO petani, yaitu Pulau seribu dengan pembayaran paling lambat dua Minggu terhitung BA dibuat.
Sementara, untuk PKS sudah dalam kondisi normal, maka pembayaran sesuai dengan SPK DO.
Menurut Gustian, kedua belah pihak harus komitmen dengan keputusan bersama hari ini, dan tidak dilanggar.
“Kita juga berharap penutupan ini yang pertama dan terakhir,” ucapnya.
Dengan kejadian ini Gustian menilai semua pihak dapat mengambil hikmahnya, agar tidak terjadi lagi.
“Semoga kedepannya kerjasama perusahaan dengan masyarakat terus berjalan dengan baik, sesuai dengan visi misi perusahaan. Mensejahterakan masyarakat,” harap dia.
Sementara itu, Manajemen Perusahaan PT. WKN yang diwakili Paujan, menyatakan atas nama perusahaan pihaknya meminta maaf atas kelalaiannya yang terjadi sehingga adanya penutupan pagar.
“Kami atas nama perusahaan meminta maaf atas kelalaian kami, bawahan kami dilapangan. Ini kesalahan dan kurang adanya koordinasi antara bawahan dan atasan,” ungkap Paujan.
Pewarta : Doe
Editor : Dhesta