banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Sinergiskan Program Cegah Karhutla, KKR Optimalkan Sumberdaya

banner 120x600

KUBU RAYA (triggernetmedia.com) – Aktifitas pemanfaatan kawasan hutan selain berdampak pada peningkatan ekonomi, juga membawa ekses negatif terhadap kerusakan lingkungan, yang menyebabkan kebakaran hutan dan lahan. Kondisi ini nyaris terjadi setiap tahun.

Kepala UPT KPH Wilayah Kabupaten Kubu Raya, Ponty Wijaya memaparkan, berdasarkan data National Geografik dampak karhutla sejak tahun 1997 berdampak pada peningkatkan kasus stunting di Indonesia.

Ponty Wijaya mengatakan, banyak desa yang berada di dalam atau sekitar kawasan hutan yang masyarakatnya mengelola dan memanfaatkan kawasan tersebut untuk beragam tujuan. Di antaranya pertanian, perkebunan, perternakan, juga pemukiman.

“Jumlahnya mencapai 45 desa, yakni 8 desa dalam kawasan hutan dan 37 desa di sekitar kawasan hutan,” kata dia.

Sejak tahun 2017, lanjut Ponty, pihaknya menjalin kerjasama dengan sejumlah mitra kerja. Di antaranya melalui proyek kerjasama pemerintah Indonesia dan pemerintah Jerman. Kerjasama tersebut untuk mendorong pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Kubu Raya.

“Kerjasama itu juga dilakukan dengan beberapa organisasi nonpemerintah, seperti WWF Indonesia, Bentang Kalimantan, Sampan, dan IDH,” jelasnya.

Ponty Wijaya mengatakan audiensi pihaknya dengan Bupati Kubu Raya beserta mitra kerja lain itu sekaligus bertujuan sosialisasi program kerja untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program pencegahan karhutla.

“Kita ingin membangun sinergitas melalui program pemberdayaan masyarakat khususnya antara KPH Kubu Raya dengan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya,” ujarnya.

Sejumlah kegiatan yang sudah dilakukan pihaknya, kata Ponty, antarlain pemberian bantuan dari Kementerian Kehutanan untuk kegiatan ekonomi masyarakat seperti budi daya kepiting, madu mangrove, dan arang batok kelapa.

Kemudian, sambung dia, UPT KPH bersama mitra kerja juga akan menerapkan konsep agro forestry, yakni pemanfaatan kawasan hutan dengan tanaman-tanaman lain yang punya nilai produksi tinggi. Seperti petai, jengkol, serai wangi, dan kayu putih.

“Tahun ini sudah dianggarkan untuk pemberian bantuan bibitnya termasuk pupuk, herbisida, dan prasarana dan sarana lengkap. Kalau ini berhasil, tahun depan kita siapkan juga mesin sulingnya. Jadi kegiatan ini akan terus berlanjut dan mudah-mudahan nantinya bisa menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat di Kubu Raya,” harapnya.

Ponty Wijaya menyebut, pihaknya bahkan sudah memetakan peta rawan kebakaran dan peta kesiapan penanggulangan karhutla. Peta tersebut, berbeda dengan yang dimiliki Manggala Agni saat ini. Termasuk yang dimiliki UPT KPH berdasarkan peta tutupan lahan dan ketebalan gambut serta histori terjadinya kebakaran di daerah bersangkutan.

“Ke depan juga akan dibuat peta kesiapan karhutla misalnya berdasarkan titik keberadaan Masyarakat Peduli Api atau MPA yang sudah terbentuk. Jadi kalau terjadi kebakaran, bisa dilihat daerah terdekat mana yang bisa dimintakan bantuan penanggulangan,” kata dia.

Selain itu, ujar Ponty, pohaknya juga tengah membuat desa model. Tujuannya agar masyarakat tidak melakukan aktivitas ladang berpindah. Sehingga diharapkan tidak ada lagi kegiatan pembakaran lahan.

“Jadi kita tidak melarang mereka membakar, namun mencegah mereka untuk berpindah. Terencananya tiga desa model itu adalah hasil kolaborasi UPT KPH, Manggala Agni, BPBD Kubu Raya, dan GIZ FORCLIME Indonesia-Jerman,” ucapnya.

Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengapresiasi kiprah UPT KPH bersama para mitra kerjanya di Kabupaten Kubu Raya.

“Berbagai program dan kegiatan tersebut sangat melegakan masyarakat, karena memberikan alternatif-alternatif aktivitas produktif yang bisa dilakukan warga. Yang penting masyarakat memang harus dikawal dan didampingi secara hilirnya juga. Nanti kalau hulunya sudah dilakukan, bagian hilirnya ini yang kita harus keroyokan. Supaya ada pasar yang memberikan keyakinan dan harapan kepada mereka. Karena memang semua problem komoditas masyarakat ini selalu berakhir pada soal pasar,” kata Muda.

Melalui audiensi itu, Bupati Muda Mahendrawan mendorong sektor budi daya untuk terus digalakkan. Seperti pada bidang perikanan, pertanian, perkebunan, dan seterusnya.

Muda optimis didorongnya sektor budi daya pada berbagai bidang itu akan terjadi pergeseran profesi masyarakat menjadi lebih aman, terencana, dan tidak instan. Hal itu searah dengan yang sedang dikembangkan pemerintah daerah saat ini.

“Kita sangat mengapresiasi dan tinggal memikirkannya, kemudisn mencari inovasi pada hilirisasi produknya. Mencari pasar sistemnya atau apa yang bisa menjamin itu semua,” jelasnya.

Bupati Muda berharap audiensi itu menghasilkan kesepakatan yang sinergis menyangkut program Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dengan UPT KPH Kubu Raya bersama mitra kerja. Khususnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, dan dalam hutan melalui program pencegahan karhutla dan pemberdayaan masyarakat.

Pewarta : Rio / Humas Pemkab. Kubu Raya
Editor : Arizbroadcaster

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *