banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Peran Emak-emak Bisa Jadi Penopang Ekonomi Keluarga saat Pandemi

Ilustrasi emak-emak. [Suara.com/Muhaimin A Untung]
banner 120x600

triggernetmedia.com – Di tengah wabah Covid-19 yang masih terus melanda dunia termasuk Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) membuktikan diri sebagai bisnis yang tahan banting, bahkan menjadi penyelamat ekonomi keluarga.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini para istri atau emak-emak justu tampil sebagai penyelamat ekonomi keluarga dengan berbagai jenis usaha yang mereka lakukan di rumah.

Teten mencontohkan, ada seorang dokter gigi yang tidak bisa praktek hingga kehilangan pendapatan tertolong oleh usaha bisnis donat yang sudah dimulai istrinya sebelum Covid-19 mewabah.

“Ketika Covid-19 bisnis istrinya yang berkembang, dan mereka jual lewat media sosial, itulah salah satu contoh bagaimana justru para perempuan sekarang yang mengambil alih,” ujar Teten dalam keterangannya yang ditulis Selasa (7/7/2020).

Saat ini, lanjut Teten, secara umum tren ekonomi justru bergerak ke arah ekonomi domestik dimana peran ibu rumah tangga para mompreneur makin dominan. Dengan perkembangan tehnologi digital saat ini memberikan kesempatan yang sama bagi para mompreneur untuk bisa bersaing di dunia usaha.

Dalam kesempatan tersebut, Menkop & UKM juga mengucapkan terima kasih untuk bank BNI yang selama ini telah banyak membantu memberdayakan UMKM. Menurutnya, 99 persen ini pelaku usaha di Indonesia adalah UMKM dan sebagian besar merupakan perempuan atau kaum ibu.

“Nah, komitmen BNI untuk terus membantu dalam pengembangan usaha UMKM ini saya kira sudah tepat dan mereka perlu dipermudah untuk mengakses pembiayaan BNI. Selanjutnya, BNI juga perlu mengembangkan program-program inkubasi untuk mengembangkan benih-benih entrepreneur yang tumbuh di masyarakat,” tuturnya.

Sementara, Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tambok P Setyawati, mengatakan, tahun ini pertumbuhan jumlah debitur UMKM BNI mencapai 32 persen. Tahun 2015 jumlah debitur UMKM hanya 97 ribu dan mencapai 280.000 debitur pada Juni 2020.

“Yang menarik bahwa komposisi antara debitur entrepreneur UMKM perempuan dan laki-laki di BNI yang terus berkembang, dari sebelumnya hanya 20 persen, kini sudah mencapai 50 persen,” tutur Tambok.

Menurutnya, peran perempuan di dunia usaha khsusnya UMKM terus meningkat. Meski di tengah pandemi Covid -19, para ibu terus melakukan aktivitas usahanya dari rumah sambil menjaga anak dan menjaga kesehatan untuk membantu serta menopang kebutuhan keluarga.

Tambok menuturkan, BNI berkomitmen membangun UMKM yang kokoh bersama pemerintah dengan tidak hanya melakukan pembiayaan terhadap UMKM tapi juga melakukan pendampingan.

“Pembiayaannya ini benar-benar bertahap sesuai dengan perkembangan nasabah. Jadi kalau nasabah pemula yang masih usahanya belum feasible, kami bisa lakukan pembiayaan yang benar-benar ringan melalui Program CSR,” imbuhnya.

Saat ini ada sekitar 62 juta unit UMKM yang mempekerjakan sekitar 116.000.000 orang. Artinya, lebih dari 80 persen peran tenaga kerja Indonesia ada di sektor UMKM. Selama Covid-19 antara Maret – Mei, BNI fokus membantu debitur dengan memberikan keringanan pembayaran bunga agar mereka mampu bertahan.

Suber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *