banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Pemkab Ketapang diminta Tanggap Antisipasi Dini Virus Korona

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan dan Kerjasama Bandara Rahadi Oesman Ketapang, Redy memberikan keterangan pers terkait antisipasi dini masuknya virus korona yng dikhawatirkan masuk melalu Bandara Rahadi Osman oleh WNA Tiongkok.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Anggota DPRD Ketapang Antoni Salim meminta Pemerintah Daerah (Pemda) bersama instansi terkait membuat kebijakan-kebijakan guna mengantisipasi dan mencegah masuknya virus korona di Ketapang, yang saat ini menjadi kekhawatiran masyarakat dunia.

“Hal ini mengingat Ketapang merupakan salah satu daerah di Kalbar yang kerap keluar masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) khususnya dari negara Tiongkok, yang kita khawatirkan mungkin saja membawa virus korona yang kini tengah mewabah,” ungkap wakil rakyat Ketapang, Antoni Salim.

“Karena di Ketapang ini banyak TKA dari Tiongkok  yang bekerja pada perusahaan disisi. Apalagi mereka biasanya kan pulang ke China dan datang lagi, ini perlu di antisipasi dan harus dipastikan kondisi mereka steril dari virus korona,” kata Antoni Salim.

Selain itu, sebutnya, di perairan Ketapang ada kapal-kapal besar yang memuat bauksit dari sejumlah perusahaan di Ketapang. seperti Laman Mining, maupun Harita. Apalagi banyak Anak Buah Kapal (ABK) kapalnya berasal dari Tiongkok.

“Ini harus dilakukan pengawasan dan pemeriksaan ekstra pihak terkait guna antisipasi dini agar virus mematikan itu benar-benar steril di Ketapang,” sebut Antoni Salim.

“Dinkes, perhubungan, KSOP dan pihak lain harus serius melihat persoalan ini, baik dengan mengeluarkan kebijakan mengenai pemeriksaan kesehatan atau kebijakan meminta perusahaan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap TKA yang baru masuk khususnya dari Tiongkok, ini sebagai bagian upaya mencegah potensi masuknya virus ke Ketapang,” tegasnya.

Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan dan Kerjasama Bandara Rahadi Oesman Ketapang, Redy menyatakan, pihaknya memang tidak menyediakan ruangan isolasi dan pengukur suhu badan untuk mendeteksi para penumpang yang datang ke Bandara Rahadi Oesman Ketapang.

“Karena kita ini bukan bandara Internasional, hanya saja kami sudah berkoordinasi dengan beberapa bandara internasional yang terkoneksi ke Ketapang. Seperti di Supadio Pontianak, Cengkareng,” ujarnya.

“Bahwa penumpang yang masuk kesana termasuk dengan tujuan ke Ketapang semua sudah diperiksa dengan Termo Scanner,” ujarnya menambahkan.

Meski demikian, sambung Redy, pihaknya berusaha melakukan pencegahan dengan menyiapkan masker untuk dibagikan kepada seluruh penumpang yang datang ke Bandara Rahadi Oesman Ketapang, sambil melakukan koordinasi dengan instansi terkait.

“Koordinasi sudah kita lakukan, nanti akan dilakukan rapat bersama instansi terkait guna melakukan tindakan preventif terhadap persoalan ini, selain itu dari kita sudah menyediakan masker gratis untuk para penumpang sejak kemarin,” jelasnya.

Terkait warga negara asing, khususnya Tiongkok, sebut Redy, diakui memang terpantau banyak yang keluar masuk dan  bekerja pada beberpa perusahaan di Ketapang.

“Namun untuk pengecekan sudah dilakukan di bandara lain sebelum masuk ke Ketapang,” tegas Redy.

Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Ketapang, Rudi Adriani mengatakan, terkait tenaga kerja asing asal Tiongkok yang bekerja di Ketapang, saat ini jumlahnya cukup besar, yakni lebih dari 1000 orang.

“Sebanyak 996 orang memegang Kitas, tiga orang memegang izin tinggal tetap dan tiga orang memegang izin tinggal kunjungan. Semuanya tersebar dibeberapa perusahaan yang terbanyak di PT WHW dan PT BSM,” katanya.

Rudi menyebut, para pekerja asal tiongkok sejak Januari sudah ada masuk ke Ketapang dan untuk pemeriksaan kesehatan sendiri di beberapa pintu masuk seperti bandara Supadio dan di Cengkareng sudah dilakukan antisipasi deteksi virus korona.

“Justru  yang kita khawatirkan terkait pemeriksaan crew kapal asing tersebut adalah terhadap mereka (WNA Tiongkok) yang sering keluar masuk ke Kendawangan. solusinya saat ini tiap kapal masuk mereka memang harus dilakukan pemeriksaan oleh karantina kesehatan untuk memastikan kondisinya memang steril atau tidak,” tandasnya.

Jhon I Ariz

https://www.youtube.com/watch?v=QumlyIv57GU

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *