triggernetmedia.com – Sebanyak 6.500 peserta Khataman Massal berkumpul di Masjid Raya Mujahidin, Sabtu (19/10). Mereka umumnya merupakan murid-murid dari berbagai Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kota Pontianak, termasuk peserta anggota Majelis Taklim se-Kota Pontianak yang mengikuti prosesi khataman massal.
“Khataman Massal memang rutin digelar setiap tahun dalam menyemarakkan Hari Jadi Kota Pontianak. Kita berharap melalui kegiatan ini, umat muslim yang ada di Kota Pontianak tidak ada lagi yang buta huruf dalam membaca Al Quran,” kata Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Minggu (19/10).
Menurutnya semua umat muslim dituntut bisa membaca Al Quran. Sebab Al Quran merupakan kitab suci yang menjadi pedoman untuk dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Apabila hal ini bisa terwujud, semua yang terkandung dalam Al Quran tentang kebaikan, budi pekerti, bagaimana sopan santun dengan orang tua dan sebagainya akan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Edi menegaskan, Khataman Massal menjadi kegiatan rutin di Kota Pontianak. Dengan harapan anak-anak atau murid-murid sekolah tidak hanya khatam sekali seumur hidupnya, tetapi berkali-kali.
“Ke depan tidak ada lagi ditemukan di Kota Pontianak anak-anak atau murud-murid yang belum bisa membaca Al Quran. Kita akan memberi kemudahan bagi anak-anak yang mengantongi sertifikat khatam Al Quran untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,” ujarnya.
Edi menambahkan, jika anak sudah pada tingkatan hafiz, kemudahan dan kelebihan akan mereka terima. Misalnya, beasiswa atau mereka berhak memilih sekolah mana yang mereka inginkan sebagai bentuk motivasi terhadap siswa tersebut.
“Para pelajar yang beragama Islam harus khatam Al Quran. Sehingga Al Quran tidak menjadi pajangan, tetapi dibaca, dipahami dan diamalkan,” kata Edi.
.
Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak, Mulyadi menyatakan, Khataman Massal tahun ini jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu, yakni mencapai 28 ribu peserta hingga berhasil memecahkan Rekor MURI.
“Tahun ini memang kita batasi karena kapasitas masjid terbatas. Ini pun sudah cukup membludak pesertanya,” ujarnya.
Sebelumnya, kata Mulyadi, pihaknya juga telah menggelar beberapa lomba dalam rangka pembinaan bagi anak-anak dalam memahami isi kandungan Al Quran.
“Diantaranya, lomba adzan yang diikuti 236 peserta, Lomba Dai Cilik 48 peserta dan Lomba Imlak 57 peserta. Peserta berasal dari berbagai sekolah, baik sekolah umum maupun sekolah berbasis keagamaan,” jelasnya.
Menurut Mulyadi, tidak sedikit pemenang berasal dari sekolah umum atau bukan dari sekolah berbasis keagamaan. Hal itu merupakan indikator bahwa pembinaan keagamaan itu di sekolah-sekolah negeri yang bukan berbasis keagamaan sebenarnya sudah berjalan dengan baik.
LPTQ, tegasnya, senantiasa melakukan evaluasi seluruh kegiatan yang digelar. Kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan keagamaan di masyarakat juga gencar digalakkan.
Seperti halnya upaya mencetak generasi Qurani, berbagai pusat pelatihan dibuka untuk masyarakat meningkatkan kapasitasnya. Di Pontianak Timur ada Pusat Pelatihan Tahfiz dan Pontianak Utara juga ada pusat pelatihan khusus tuna netra.
“Kita fokus pada tilawah dan tahfiz, meskipun cabang-cabang lainnya juga menjadi perhatian kita,” jelasnya.
Prosesi Khataman Massal dimulai dengan membaca Surah At Takasur dan An Naas. Lantunan ayat suci Al Quran menggema di Masjid Raya Mujahidin tatkala seluruh peserta membaca ayat-ayat tersebut secara bersama.
Jim I Ariz