banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Budaya Robo’-Robo’, Harus Terus dilestarikan 

Wakil Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji menghadiri Prosesi Napak Tilas Kedatangan Opu Daeng Mananmbon, Pendiri Kota Mempawah dalam acara Robo'-Robo' di Kuala Mempawah, Kamis 23/10/2019.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Wakil Gubernur Kalbar H. Ria Norsan menghadiri prosesi napak tilas kedatang Opu Daeng Menambon, pendiri Kota Mempawah pada acara Robo’-Robo’ di Kuala Mempawah. Tradisi Robo’-Robo’ merupakan satu diantara budaya Keraton Amantubillah Mempawah, Kabupaten Mempawah Provinsi Kalimantan Barat.

“Napak tilas Robo’-Robo’ yang dilaksanakan pada ini merupakan ungkapan mengenang kembali kedatangan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari Kerajaan Matan di Kabupaten Ketapang ke Kerajaan Mempawah di Kabupaten Mempawah pada tahun 1737 M/1448 H,” ungkap Ria Norsan.

Ia menjelaskan, dinamakan Robo’-Robo’ karena ritual ini digelar setiap hari Rabu terakhir bulan safar sesuai penanggalan Hijriah. Upacara Robo’-Robo’ ini bersifat historis dan memiliki nilai sejarah karena peristiwa Robo’-Robo’ merupakan peristiwa yang sangat penting untuk di kenang dalam sejarah Mempawah khusunya kerabat Keraton Amantubillah Mempawah.

Ritual ini, sambungnya, juga untuk memanjatkan doa menolak bala dan petaka sekaligus memperingati napak tilas perjalanan Opu Daeng Manambon yang bergelar Pangeran Mas Surya Negara dari kerajaan Matan Martapura Kabupaten Ketapang ke Kabupaten Mempawah (Bangkule Rajakn) pada tahun 1737 M / 1148 H.

“Kedatangan Opu Daeng Manambon Raja Pertama bersama isteri dan pengawalnya memasuki Kuala Mempawah ini merupakan wujud rasa cinta dari generasi baru terhadap leluhur nenek moyangnya, yang merupakan bagian dari sejarah perjalanan terbentuknya Kerajaan Mempawah, yang saat ini menjadi Kabupaten Mempawah,” tuturnya.

Mantan Bupati Mempawah itu menilai, Event ini sangat penting dan strategis, karena rangkaian prosesi even-nya syarat dengan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, serta menghargai jasa para leluhur yang telah membuat karya besar membangun Kerajaan Amantubillah Mempawah.

“Hal Ini sangat penting, Bung Karno pernah mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pejuang dan pahlawan mereka. Kita wajib lestarikan dan dikembangkan jadi destinasi wisata budaya,” ujar Ria Norsan.

Ria Norsan menyatakan, pada tataran sosial kemasyarakatan juga mencerminkan makna terbangunnya suatu hubungan yang harmonis yang saling percaya antara pemimpin dengan masyarakat. Bagaikan kata pepatah, ibarat bersatunya aur dan tebing, kokoh menahan tanah dari keruntuhan.

Makna ini, katanya, harus menjadi renungan kita bersama, jika sekian abad yang lalu, dengan kondisi yang sangat terbatas para Raja bersama dengan seluruh rakyatnya yang juga sangat terbatas kondisi sosial ekonominya, mampu membangun kerajaan yang saat ini kita nikmati.

“Kenapa kita yang ada saat ini, dan dengan segala kecanggihan teknologi, kemajuan ekonomi dan sosial tidak bisa meneruskan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Pelajaran kepemimpinan di masa silam oleh para-raja se-nusantara harus menjadi perhatian kita bersama,” sebut Ria Norsan.

“Event Budaya seperti Robo’-Robo’, Cap Go Meh, Gawat Adat Dayak, Festival Saur-Saur dan lainnya sebagainya harus kita lestarikan agar kelak tidak punah bersama tenggelamnya waktu,” sebutnya lagi.

Pemerintah Provinsi Kalbar memiliki sumberdaya di bidang Budaya dan Pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan. Keanekaragaman adat istiadat dan budaya yang dimiliki merupakan modal dasar dalam pembangunan di Bidang Budaya dan Pariwisata.

Ria Norsan menambahkan, dalam kaitannya dengan perayaan Budaya Robo’-Robo’ yang dirayakan bersama saatvini, dirinya menilai hal tersebut merupakan komitmen dan kepedulian bersama dalam upaya apresiasi, pelestarian dan pengembangan sejarah dan budaya di Kalbar.

“Diharapkan acara Robo’-Robo’ tetap konsisten mempertahankan keaslian sejarah pendiri Kota Mempawah,” harapnya.

Lebih lanjut, kata Ria Norsan, sesuai dengan perkembangan situasi diharapkan dapat dikembangkan untuk kegiatan yang bersifat kepariwisataan daerah berupa kegiatan, napak tilas, perlombaan, festival budaya dan kesenian daerah dan Iain-lain, dan secar keseluruhan aktivitas tersebut seyogyanya dapat dikemas dengan lebih baik agar acara-acara yang dikemas dapat bernilai jual tinggi dalam rangka pengembangan pariwisata daerah.

Ria Norsan meminta perhatian kepada semua Para Pejabat Pemerintah Tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, maupun masyarakat agar terus menggali, mengembangkan, mengapresiasi dan melestarikan nilai-nilai sejarah, kesenian dan kebudayaan daerah Provinsi Kalbar serta membangun kerjasama antar kebudayaan sesama suku, anak bangsa yang ada di daerah ini secara sinergis, saling menguntungkan dan hidup harmonis.

“Tahun 2013-2019, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI,
telah menetapkan 1.086 Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Khusus Warisan Budaya Takbenda Kalbar sampai tahun 2019 telah ditetapkan sebanyak 37 Warisan Budaya Takbenda Indonesia, termasuk salah satunya Robo’-Robo’,” jelasnya.

Kemudian, lanjutnya, pada tahun 2019 ada 9 karya budaya dari Kalimantan Barat yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. kesembilan Warisan Budaya Tak Benda tersebut adalah, Ikan Asam Pedas Pontianak dari Kota Pontianak, Saprahan Sambas dari Kabupaten Sambas, Ratip Saman Sambas dari Kabupaten Sambas, Tandak Sambas dari Kabupaten Sambas, Temet dari Kabupaten Kapuas Hulu, Kawen Adat Samagat Dayak Tamambaloh dari Kabupaten Kapuas Hulu, Tari Lesung Mualang dari Kabupaten Sekadau, Pengerih dari Kabupaten Sanggau dan Senggayong Sukadana dari Kabupaten Kayong Utara.

Warisan Budaya Tak Benda yang berupa tradisi dan ekspresi lisan, seni pertunjukan, adat istiadat masyarakat dan perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku, kemahiran kerajinan tradisional dimana unsur di dalamnya dimungkinkan dapat terancam punah jika tidak dilindungi.

“Marilah kita bersama-sama seluruh elemen masyarakat melindungi karya budaya yang ada di Kalbar. Ini juga akan menumbuhkan generasi muda untuk mencintai budaya yang ada di negeri Ini ini. Negara yang besar adalah negara yang mencintai budayanya,” imbaunya.

Humpro

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *