banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Belum Ada Hewan Ternak di Kalbar Terserang Virus Flu Babi

Muhammad Munsif, Kadiswanak Kalbar.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat, Muhammad Munsif menyatakan belum ada laporan dari peternak hewan yang mengeluhkan ternak mereka terserang virus flu babi G4 EA H1N1.

Meski demikian pihaknya tetap mengimbau kepada para peternak untuk selalu waspada dan menerapkan biosekuriti pada peternakan.

“Walau pun untuk saat ini jenis virus flu babi G4 EA H1N atau penyebab penyakit pada hewan ini belum ada di wilayah Kalbar,” kata Munsif di Pontianak, Kamis (9/7/2020).

Meski demikian, sambungnya, mengingat kondisi geografis Kalbar yang berbatasan dengan negara tetangga, dirinya menyatakan akan memperketat keluar masuk hewan ternak, khususnya Babi dari negara tetangga. Hal tersebut dilakuakn sebagai SOP untuk menjaga kewaspadaan masuknya virus tersebut ke Indonesia melalui Kalbar.

“Tugas itu menjadi tanggungjawab utamanya insitusi Karantina Hewan, yang ada di setiap pelabuhan (darat, laut dan udara) pintu masuk ke Indonesia termasuk ke wilayah Kalbar. Ini akan kita koordinasikan,” tuturnya.

Menurut Muhammad Munsif, semua kemungkinan patut diduga (ada evidence nya secara scientifik atau berdasarkan hasil riset para ahli) bisa menjadi rujukan. Yang jelas, katanya, kita harus mengetahui pembawa virus atau penyakit hewan exotic, pastinya akan dilarang masuk ke Kalbar.

“Tentu saja hewannya juga dilarang masuk bila tidak mengantongi sertifikat kesehatan hewan/sertifikat veteriner dari negara atau daerah asal. Terkait hal tersebut, berbagai info teknis yang didapat berkaitan dengan moda penularan akan menjadi acuan dinas untuk mengedukasi masyarakat, khususnya peternak,” ucapnya.

Saat ditanya apakah pihaknya akan melakukan pembentukan tim khusus untuk melakukan pemeriksaan terhadap hewan ternak di Kalbar, Muhammad Munsif mengatakan, saat ini, pihaknya mengalami kendala pada tenaga dan pembiayaan untuk melakuakn pengecekan kesehatan langsung ke tiap individu hewan. Sehingga hal tersebut belum bisa dilakukan.

“Namun info kewaspadaan terhadap penyakit baru tersebut tentu harus segera disebarluaskan ke semua petugas dan peternak di wilayah Kalbar. Dengan harapan, pertugas maupun peternak bisa segera melaporkan ke dinas bila menemui hewan ternaknya menunjukkan gejala indikatif yang wajib dicurigai untuk di berikan pemantauan/ pemeriksaan yang lebih intensif,” katanya.

Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian telah mengimbau agar peternak babi di Indonesia selalu menerapkan kebersihan atau higienitas dalam kandang untuk mewaspadai virus baru flu babi (swine flu) G4 EA H1N1.

Direktur Kesehatan Hewan Kementan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menjelaskan bahwa pihaknya memperketat penerapan biosekuriti atau praktik peternakan yang mengutamakan pencegahan penyebaran penyakit ke populasi hewan, termasuk menjaga kebersihan dalam kandang ternak.

“Terutama untuk para peternak babi juga harus menerapkan biosekuriti, karena kebetulan kami juga sedang memperketat biosekuriti di peternakan-peternakan babi terkait adanya kasus African Swine Fever,” kata Fadjar Sumping dalam wawancara di salah satu televisi swasta di Jakarta, kemarin.

Penyakit flu babi yang dilaporkan oleh ilmuwan Tiongkok adalah penyakit yang disebabkan oleh virus infulenza H1N1 galur baru dan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

Rizka I Ariz

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *