banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Ini 12 Daftar 12 Negara di Dunia yang Bebas Covid-19

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Shvet)
banner 120x600

triggernetmedia.com – Virus corona Covid-19 muncul pertama kali di China pada akhir 2019 lalu dan telah menyebabkan pandemi global di seluruh dunia.

Worldometers menyebut sudah ada 213 negara dan teritori yang terjangkit oleh virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Sementara itu, menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University, ada 12 negara dan teritori yang masih belum melaporkan satu kasus virus corona di negara mereka.

Dikutip dari Al-Jazeera, negara dan teritori tersebut antara lain: Kiribati, Kepulauan Marshall, Micronesia, Nauru, Korea Utara, Palau, Samoa, Kepulauan Solomon, Tonga, Turkmenistan, Tuvalu, dan Vanuatu.

Sementara, virus ini juga tak membuat benua Antartika terdampak. Sebab tak adanya populasi manusia permanen di wilayah tersebut.

Dilansir ThePrint, Korea Utara masih melaporkan nol kasus Covid-19 di negaranya. Negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un ini memang diketahui membatasi kontak dengan negara luar dan membatasi masuknya informasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan Korea Utara telah melakukan tes dan karantina secara aktif setelah menerima alat tes dari China di bulan Januari.

Turkmenistan, negara Asia lainnya merupakan salah satu negara dengan populasi paling sedikit di Asia, yakni hanya 5,6 juta penduduk.

Sepuluh negara lainnya berada di wilayah Oseania, di mana semua negara tersebut diketahui memiliki populasi di bawah 700 ribu penduduk dengan layanan kesehatan yang jarang.

Begitu pandemi diumumkan, mereka dengan cepat menutup wilayah mereka dan menetapkan kegawat daruratan nasional.

Banyak pakar yang menyebut jika wabah Covid-19 terjadi di salah satu negara kepulauan tersebut, sebagian besar penduduk bisa lenyap karena tingginya kasus komorbiditas di sana.

Nauru menjadi salah satu negara yang cepat tanggap. Negara berpopulasi hanya 10 ribu orang ini memiliki hanya satu rumah sakit dan itu pun tanpa ventilator.

Mereka juga menangguhkan penerbangan ke negara dan kepulauan terdekat lainnya, hanya menyisakan satu penerbangan ke Australia dari tiga kali seminggu menjadi sekali dua minggu.

Beberapa hotel lokal dijadikan zona karantina dan warga yang datang dari Australia harus menjalani karantina dua minggu. Walau begitu, mereka tak bisa terus menerapkan lockdown cukup lama karena bergantung pada impor untuk bertahan hidup.

Sumber : Suara.com

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *