banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

Pemirsa di Kalbar Sentil PAW Dirut TVRI Yang Baru

(Foto Istimewa).
banner 120x600

triggernetmedia.com – Ketua Komunitas pecinta TVRI Kalimantan Barat, Herman Hofi Munawar mengaku tak habis pikir atas dilantiknya Imam Brotoseno sebagai Dirut LPP TVRI Pengangganti Antar Waktu (PAW) oleh Dewan Pengawas TVRI. Menurutnya, meski dianggap sudah malang melintang di industri pers, dan kapasitasnya sebagai sineas maupun dunia periklanan di Indonesia.

“Tentu saja Imam Brotoseno itu layak dipertanyakan, mengapa bisa terpilih sebagai Direksi TVRI, mengingat sebelumnya yang bersangkutan aktif sebagai buzzer dengan melakukan tweet yang dinilai kurang etis, dan sekarang justru mulus memimpin LPP TVRI. Apalagi yang bersangkutan ini diketahui publik memiliki rekam jejak sebagai kontributor majalah playboy, yang tak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa kita,” ungkap Herman Hofi Munawar, Jumat (29/5/2020).

Tweet Mantan Menkominfo, Tifatul Sembiring terhadap rekam jejak Imam Brotoseno.

Jejak digital yang trending disorot warganet terkait Imam Brotoseno.

Pelantikan Imam Brotoseno oleh Dewan Pengawas, sebut Herman, dinilai sangat melecehkan publik yang sejatinya sebagai pemilik lembaga penyiaran publik itu sendiri.

“Dewas TVRI harusnya melakukan cek dan ricek sebelum memutuskan, jangan sampai proses pelantikan dia (Imam Brotoseno-red) ini terkesan memiliki indikasi lain. Mengingat nyatanya memang sejauh ini adanya perseteruan antar Dewas TVRI dengan direksi TVRI yang lama,” ujar Herman Hofi Munawar.

Mantan anggota DPRD Kota Pontianak ini pun menilai, dari rekam jejak Imam Brotoseno seharusnya tidak layak untuk diangkat menjadi pejabat direktur TVRI yang notabene merupakan lembaga penyiaran publik milik negara. Karena, sebut dia, tentu ada beban moral yang akan diterima dan ditanggung seluruh karyawannya di seluruh stasiun TVRI daerah di tanah air.

Narasumber aktif bidang hukum di TVRI Kalimantan Barat ini juga turut mempertanyakan sikap DPR RI, bahkan Presiden.

“Jangan sampai keputusan yang dibuat menimbulkan kekeliruan yang memberi dampak negatif terhadap lembaga negara. Sebab jejak rekam Imam Brotoseno itu setau saya sekarang juga dalam sorotan publik. Apalagi dimasa lalu dia itulah yang mendukung adanya konten negatif orang dewasa yang sangat bertentangan dengan moral bangsa kita. Harus digarisbawahi TVRI adalah lembaga edukasi bagi masyarakat, ini yang rawan adanya degradasi moral, jangan sampai TVRI kembali mengalami kemunduran dan ditinggalkan pemirsanya,” pungkas Herman Hofi Munawar.

Kerja cerdas Helmy Yahya dinilai lebih signifikan memajukan TVRI 

Ariz (42) warga Pontianak, satu diantara pemirsa TVRI turut menyayangkan problem internal di LPP TVRI yang sejauh ini telah menimbulkan banyak dampak, baik di internal TVRI maupun publik.

“Kondisi ini semakin berlarut hingga menyebabkan kemunduran tersendiri bagi kelangsungan TVRI di tanah air,” ungkapnya.

Padahal, sambungnya, dibawah sentuhan Helmy Yahya TVRI itu justru signifikan kemajuannya. Dia menilai ditangan Helmy Yahya TVRI sangat baik dan cepat dalam bertransformasi.

“Itu artinya kepemimpinan Helmy Yahya memperbaiki layar kaca TV Publik sudah sangat tepat. Dan pasti tidak sedikit orang-orang di TVRI yang mengakui prestasi dan kinerja Helmy Yahya lebih baik dan pantas dipertahankan,” ujarnya.

“Harusnya Helmy Yahya itu perlu didukung penuh oleh Dewas TVRI dan SDM TVRI secara menyeluruh. Namun disayangkan justru kenapa harus tercoreng atas tindakan Dewas sendiri. Sebagai bagian dari publik, kesannya kami menilai Dewas TVRI itu ngegas menjegal dan sangat bernafsu ingin menghabisi karir Helmy Yahya ditengah keseriusannya memajukan TVRI yang lebih fresh dan kekinian,” ujarnya lagi.

Warga Pontianak ini menegaskan, tentu saja banyak pihak di tanah air yang mengakui kerja cerdas si raja kuis Helmy Yahya dengan seluruh konten program yang disiarkan TVRI semasa dia tampil sebagai top leader TVRI itu sudah sangat menyentuh ruang publik dan dicintai publik.

Ia pun turut mengkritisi atas pelantikan Imam Brotoseno sebagai Dirut TVRI PAW, yang terkesan kental dengan nuansa politis, yang dikhawatirkan sarat kepentingan.

“Mengingat sepak terjang Dirut TVRI yang baru ini memang diketahui publik jejak digitalnya ngetweet konten negatif itu adalah pegiat dan pendukung salah satu parpol dan calon presiden dimasa kampanye dan trending topik di media massa. Keberadaannya di TVRI justru menimbulkan kekhawatiran publik, karena berpotensi mendiskreditkan TVRI sendiri sebagai lembaga yang independen dan netral,” sebutnya.

“Publik tentu menaruh harapan besar pasca ditinggal Helmy Yahya TVRI kembali harusnya lebih maju dan lebih padu, jangan malah kandas. Publik juga punya hak untuk menyelamatkan TVRI,”  timpalnya.

Ariz berharap TVRI lebih selektif dan serius mengamankan TV publik bersama figur-figur pemimpin yang punya reputasi baik. Jangan sebaliknya. Jangan sampai publik cenderung kecewa dengan kapabiltas dirut PAW TVRI yang baru ini, khususnya kemampuannya dalam managerial broadcasting TVRI.

“Jangan heran jika publik diantaranya skeptis dan pesimis. Jangan tempatkan Imam Brotoseno sebagai Dirut TVRI jika sekadar “balas budi” atas jasa dia selama masa kampanye Pilpres dan legislatif misalnya, yang  jika pada akhirnya justru berpotensi menjatuhkan martabat Pemerintah dan lembaga tinggi negara di republik ini. Apalagi dia itu kan dikenal masyarakat sebagai buzzer , juga eks kontributor majalah playboy Indonesia pada 2006 -2007,” pungkasnya.

Arie

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *