banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600 banner 120x600

1.120 Butir Telur Berdiri Pada Kulminasi Matahari Pontianak

Pesona Kulminasi Matahari, 1120 butir telur berdiri di garis equator, Kota Pontianak, Minggu 22/9/2019.
banner 120x600

triggernetmedia.com – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono berharap penyelenggaraan Pesona Kulminasi Matahari semakin tahun dikemas semakin menarik. Pemkot Pontianak menurutnya akan terus berinovasi dengan menciptakan kreativitas memanfaatkan potensi Tugu Khatulistiwa.

“Pesona kulminasi akan dijadikan sport tourism dan budaya sehingga banyak turis yang datang maupun domestik,” ujarnya.

Namun, Edi sangat menyayangkan kondisi cuaca yang diselimuti kabut asap, sehingga jadi kendala sehingga banyak wisatawan yang ingin datang membatalkan kunjungannya.

Meski demikian, Edi berkomitmen terus menggali potensi pariwisata. Untuk itu dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah daerah yang ada di Kalbar.

“Misalnya jika ada event cap go meh di Kota Singkawang maka turis akan mampir ke Kota Pontianak,” sebutnya pada rangkaian memperingati Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak, Minggu (22/9).

Pada peringatan Kulminasi Matahari kali ini, ada 1.120 telur berdiri tegak dan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Jumlah ini berhasil mengalahkan rekor sebelumnya yang dipecahkan Medan sebanyak 999 telur.

Kulminasi Matahari Kota Pontianak dengan 1120 butir telur berdiri di garis Khatulistiwa pada Minggu 22/9/2019 tembus Rekor MURI.

Fenomena alam yang terjadi dua kali dalam setahun itu disaksikan banyak orang, di mana matahari tepat berada di ‘Garis Khatulistiwa’, tanpa bayangan.

Para peserta Pontianak International Dragon Boat (PIDB) dan Khatulistiwa Run juga turut meramaikan event tersebut.

Kulminasi matahari di Garis Khatulistiwa Minggu (22/9) ini terjadi tepat pukul 11.36 WIB, yang ditandai dengan membunyikan meriam karbit oleh para tamu undangan.

Peter, peserta PIDB asal Australia, menyatakan rasa takjubnya pada event yang digelar ini.

Dirinya menilai Kulminasi Matahari maupun PIDB merupakan event yang fantastis dan melibatkan banyak orang.

“Apalagi di sini ada hal yang menarik yakni pemecahan rekor mendirikan telur terbanyak dengan jumlah yang fantastis mencapai seribu lebih,” ujarnya.

Peter mengaku senang selama berada di Kota Pontianak. Menurutnya orang-orangnya ramah dan banyak pilihan kuliner yang menurutnya enak-enak.

“Saya akan kembali lagi ke Pontianak, semoga ke depan tidak ada lagi kabut asap seperti ini,” ungkap Peter.

Selain itu, Peter juga mendapat kesempatan menyulut meriam karbit yang telah disediakan panitia. Saat menyulut, dentuman meriam sempat membuatnya kaget.

“Sensasi membunyikan meriam ini sangat luar biasa,” katanya.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono berbaur bersama warga mendirikan telur pada Kulminasi Matahari, Minggu 22/9/2019 di Tugu Khatulistiwa, Pontianak Utara.

Hal yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan Mark Raccuia dari Amerika Serikat. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap event PIDB maupun Kulminasi Matahari yang dinilainya luar biasa dan sangat menarik.

Mark menyatakan, dia bersama rekan-rekannya merasa senang berada di Pontianak karena banyak hal yang ditemuinya di sini, yang itu tidak ada di negaranya Amerika Serikat.

“Pemecahan rekor mendirikan telur terbanyak sebagai hal yang langka. Luar biasa dengan jumlah ribuan telur ini bisa berdiri tegak,” ucapnya.

Mark menyatakan akan kembali lagi ke Pontianak tahun depan untuk mengikuti PIDB. Pontianak, kata dia, penduduknya ramah-ramah dan memiliki kuliner yang enak dan berbagai macam.

“Semoga tahun depan akan berbeda tanpa ada kabut asap seperti saat ini,” katanya.

Jim I Ariz

 

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *